Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Perundungan di Kalangan Remaja, Ini Kata Kak Seto

Kompas.com - 22/11/2022, 09:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir, media sosial diramaikan dengan beberapa video perundungan yang dilakukan oleh siswa sekolah.

Salah satu video menampikan, sekelompok murid laki-laki memukul dan menendang korban yang sebelumnya telah dipasangi helm di kepalanya.

Setelah menerima beberapa tendangan, korban pun tersungkur di lantai.

Diketahui, peristiwa itu terjadi di SMP Plus Baiturrahman, Bandung, Jawa Barat.

Aksi perundungan juga dilakukan oleh sekelompok remaja di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Dalam video yang beredar, sekolompok remaja itu menendang seorang nenek yang melintas di pinggir jalan hingga tersungkur.

Sang nenek pun kaget atas kejadian yang dialaminya dan berteriak. Ia kemudian berjalan cepat menghindari gerombolan remaja itu.

Baca juga: Orangtua Korban dan Pelaku Perundungan Pelajar SMP di Bandung Sepakat Damai


Video kenakalan remaja ini bahkan direspons oleh Menteri Koordinatori Bidang Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

Lantas, apa yang melatarbelakangi perundungan di kalangan remaja?

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto mengatakan, usia remaja merupakan transisi untuk fase selanjutnya.

Salah satu ciri dari fase remaja ini adalah tingginya hasrat untuk mendapatkan perhatian, menunjukkan kehebatan, dan memiliki agresivitas yang tinggi.

"Sehingga harus mendapat tempat penyaluran, bisa di bidang ilmu, seni, dan olahrga," kata Kak Seto kepada Kompas.com, Senin (21/11/2022).

Dengan begitu, agresivitas remaja bisa tersalurkan secara tepat, dari yang sebelumnya kriminal menjadi prestasi.

Menurutnya, sejumlah ekstrakulikuler atau ekskul saat ini hanya sekadar program dan kurang mampu menyalurkan potensi anak secara optimal.

Perhatian orang tua juga menjadi faktor lain yang melatarbelakangi perundungan remaja.

Baca juga: Aksi Perundungan Pelajar SMP di Bandung, Sekolah Perketat Pengawasan hingga Bantah Korban Pingsan

"Kurangnya perhatian keluarga, atau perhatian berlebihan dalam bentuk kekerasan, tuntutan akademik yang terlalu tinggi, membuat anak merasa frustasi karena merasa tidak mampu atau tidak sesuai harapan orangtua," jelas dia.

"Ini akhirnya menimbulkan berbagai perilaku menyimpang pada remaja," lanjutnya.

Untuk itu, Kak Seto meminta agar lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat bersikap tegas atas tindakan perundungan ini.

Ia juga berharap agar pelaku perundungan diberikan sanksi edukatif, bukan sekadar denda atau penjara.

"Ibaratnya, suatu tindak kejahatan, bukan hanya niat dari pelaku, tapi ada kesempatan," ujarnya.

Pola pengawasan remaja ini bisa dilakukan di tingkat RT/RW dengan program Sparta (seksi perlindungan anak tingkat rukun tetangga).

Di tingkat sekolah, Kak Seto juga menyarankan adanya satuan tugas (satgas) bullying yang melibatkan siswa, sekolah, dan orangtua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Berlaku Mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Berlaku Mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Tren
Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Tren
Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Tren
Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Tren
Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Tren
Sempat Menjadi Satu Kesatuan, Mengapa Korea Pecah Menjadi Dua Negara?

Sempat Menjadi Satu Kesatuan, Mengapa Korea Pecah Menjadi Dua Negara?

Tren
Ini Harga BBM, Elpiji, dan Tarif Listrik yang Berlaku mulai 1 Juni 2024

Ini Harga BBM, Elpiji, dan Tarif Listrik yang Berlaku mulai 1 Juni 2024

Tren
Cara Cek Saldo Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan lewat Aplikasi Jamsostek Mobile

Cara Cek Saldo Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan lewat Aplikasi Jamsostek Mobile

Tren
Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Juni 2024

Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Juni 2024

Tren
4 Jenis Ikan Tinggi Histamin, Waspadai Potensi Keracunan Makanan

4 Jenis Ikan Tinggi Histamin, Waspadai Potensi Keracunan Makanan

Tren
Resmi, Berikut Rincian Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024

Resmi, Berikut Rincian Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com