"Tanggal 4 Oktober dia chat, 'Silahkan bapak putus aliran listrik di rumah saya. Apabila saya ingin melakukan pemasangan baru, nanti saya akan menghubungi bapak' itu chat yang diberikan terakhir kepada petugas PLN," ungkap Asiung kepada Kompas.com, Jumat (11/11/2022).
Baca juga: Polda Metro Selidiki Kapan Satu Keluarga Meninggal di Kalideres Terakhir Makan dan Minum
Dikutip dari Kompas.com, Jumat (11/11/2022), Asiung menemukan, semangkuk kapur barus yang diletakkan di atas meja makan saat keempat jasad itu ditemukan.
Selain semangkuk kapur barus, Asiung juga melihat sebuah lilin berwarna merah di atas meja makan yang sama.
"Saya lihat ada kapur barus, sebelahnya ada lilin warna merah. Di sebelahnya lagi ada bedak muka," ungkap Asiung.
Dilansir dari Kompas.com, Minggu (13/11/2022), polisi mengatakan bahwa tewasnya satu keluarga di Kalideres bukan disebabkan karena gas beracun.
"Enggak ada (indikasi akibat gas beracun)," ujar Kepala Polres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce pada Jumat, 11 November 2022.
Tetangga sebelah rumah keluarga yang meninggal itu, Tio (58), mengaku terakhir kali melihat Rudyanto (71) sekitar 2-3 bulan lalu.
Rudyanto merupakan salah satu korban yang tewas membusuk di dalam rumah di Perumahan Citra Garden, Kalideres.
Seingat Tio, dia melihat Rudyanto berjalan menuju rumahnya dengan kaki yang dibungkus plastik hitam.
"Saya lihat dari sana jalan kaki, tapi kakinya diikat pakai plastik hitam. Begini, diikat gitu. Lalu saya tanya, 'kaki kenapa?' Tapi (dia) diam saja," ungkap Tio.
Selama bertetangga, Tio menyebut mengenal keluarga tersebut, tetapi hanya sebatas bertegur sapa.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat Kompol Haris Kurniawan mengatakan, keluarga tersebut diketahui membeli banyak bedak bayi, meskipun tidak memiliki bayi.
"Kami pada saat olah TKP (tempat kejadian perkara) menemukan catatan. Salah satunya catatan menu makanan," kata Haris, dikutip dari Kompas.com, Senin (14/11/2022).
"Kemudian ada struk belanja, isinya belanjaan itu adalah sejenis bedak bayi dan kami temukan juga sisa-sisa bekas kotak bedak bayi itu sangat banyak di lokasi," lanjut dia.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya masih mendalami dan mencari tahu apa kegunaan dari bedak-bedak bayi (talk) tersebut.
(Sumber: Kompas.com/Jessi Carina, Larissa Huda, Mita Amalia Hapsari | Editor: Jessi Carina, Larissa Huda, Ambaranie Nadia kemala Movanita, Ihsanuddin, Rakhmat Nur Hakim)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.