KOMPAS.com - Warga Solo, Jawa Tengah kini memiliki masjid baru yang megah dan bernuansa Timur Tengah bernama Masjid Sheikh Zayed.
Presiden Joko Widodo dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) baru saja meresmikan Masjid Sheikh Zayed Solo, Senin (14/11/2022).
Masjid ini merupakan replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque, Abu Dabi, UEA sebagai hadiah MBZ untuk Jokowi.
Lantas, siapa sebenarnya Sheikh Zayed yang jadi nama masjid baru di Solo ini?
Dikutip dari The Founders Memorial, laman yang dikelola oleh Kementerian Urusan Kepresidenan UEA, Sheikh Zayed merupakan anak bungsu dari empat putra Sheikh Sultan bin Zayed Al Nahyan, penguasa Abu Dhabi dari tahun 1922 hingga 1926.
Saat Sheikh Zayed lahir pada 1918, negara itu masih miskin yang ekonominya hanya bergantung pada penangkapan ikan dan penyelaman mutiara.
Baca juga: Diyakini Bawa Berkah, Bunga Dekorasi Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Jadi Rebutan Warga
Selama 1920-an hingga 1930-an, Sheikh Zayed menjelajahi padang negaranya untuk memahami lingkungan dan kehidupan warga.
Pada 1946, ia kemudian diangkat menjadi Wakil Penguasa Emirat di Wilayah Timur yang berpusat di Al Ain.
Pada akhir 1940-an dan awal 1950-an, Sheikh Zayed menetapkan visinya yang jelas tentang apa yang ingin dia capai bagi masyarakat Al Ain.
Meskipun pendapatan pemerintah sedikit, Sheikh Zayed berhasil membawa kemajuan ke Al Ain, membangun administrasi dasar, secara pribadi mendanai sekolah modern pertama di negara itu.
Komitmennya untuk reformasi membuatnya menjadi tokoh lokal yang populer dan bakatnya menonjolnya sebagai diplomat.
Pada Agustus 1966, ia menjabat sebagai Penguasa Emirat Abu Dhabi.
Baca juga: Jokowi dan MBZ Resmikan Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo
Masa kepemimpinan Sheikh Zayed ini disebut sebagai pondasi perkembangan sosial dan ekonomi cepat UEA selama setengah abad berikutnya.
Dikenal sebagai 'Bapak Bangsa', dia dipilih dengan suara bulat untuk menjadi Presiden UEA pertama, posisi yang dipegangnya selama lebih dari tiga dekade.