Psikolog asal Solo, Jawa Tengah, Hening Widyastuti, mengatakan, kecanduan menonton film porno berpengaruh pada sistem saraf.
Selain itu, terlalu banyak melihat situs porno berdampak buruk terhadap masalah interaksi sosial di masyarakat.
"Kebanyakan melihat situs porno cenderung menurunkan kreativitas pemikiran, menurunkan keinginan untuk aktivitas di luar ruangan serta berinteraksi dengan lingkungan sosialnya," kata Hening, dikutip dari Kompas.com, Minggu (29/9/2019).
Hening juga mengungkapkan, apabila kecanduan film porno terjadi pada anak-anak dan remaja, akan meningkatkan pelecehan seksual pada anak usia dini.
"Selain itu, mereka bisa melakukan perbuatan tidak terpuji kepada teman sepermainannya atau malah menimbulkan pemerkosaan di kalangan pelajar atau malah melakukan hubungan seks pranikah. Ini sangat merugikan sekali," papar Hening.
Baca juga: Kasus Asusila Bocah di Empang Kalideres, Polisi Duga Video Porno jadi Pemicu
Jika hal ini terjadi, akan terjadi efek domino terhadap si anak, baik secara psikologis maupun sosial. Hening mengingatkan, kecanduan menonton film porno dapat menimbulkan stres yang berakhir depresi.
"Dan bila terjadi pada orang dewasa, berdampak juga pada sistem saaraf otaknya dalam berpikir, meningkatkan rasa malas, cenderung tidak kreatif, dan tidak memiliki semangat hidup," kata Hening.
Selain hal tersebut, disebutkan pula bahwa kecanduan menonton film porno dapat membuat seseorang menjadi kecanduan seks.
Dari dampak kecanduan film porno tersebut, Binsar mengatakan, satu-satunya solusi untuk menghentikan kecanduan pornografi adalah perubahan gaya hidup.
Ia pun menegaskan tidak ada obat yang bisa menghentikan kecanduan pornografi.
"Solusi untuk mengatasi hal ini adalah perubahan gaya hidup, tidak ada obat untuk mengatasi hal ini," ujar Binsar.
Adapun perubahan gaya hidup yang dimaksud adalah dengan berhenti menonton konten pornografi atau film-film porno.
(Sumber: Kompas.com/Dandy Bayu Bramasta | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary, Irawan Sapto Adhi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.