Rapat kedua pada Minggu, 28 Oktober 1928, pukul 08.00-12.00 WIB, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan.
Kedua pembicara, yakni Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan.
Selain itu, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah, serta harus dididik secara demokratis.
Baca juga: Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2022 dan Pedoman Pelaksanaan Upacaranya
Masih pada hari yang sama, 28 Oktober 1928, pukul 17.30-23.30 WIB di Gedung Indonesische Clubgebouw, dilaksanakan rapat ketiga.
Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.
Sementara itu, Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.
Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup, lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman diperdengarkan untuk pertama kali.
Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Mereka pun membacakan ikrar yang menjadi hasil dari Kongres Pemuda II.
Baca juga: Isi dan Makna Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Ikrar ini kemudian disebut sebagai Sumpah Pemuda, yang berbunyi:
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Baca juga: Sejarah Sumpah Pemuda 28 Oktober
Berikut 15 link twibbon yang dapat dipasang dalam rangka memeriahkan Hari Sumpah Pemuda, sebagaimana dilansir dari Twibbonize: