Esofagitis kronis yang tidak diobati dapat menyebabkan tukak dan striktur esofagus. Kondisi ini meningkatkan risiko terkena kanker kerongkongan.
GERD yang tidak diobati dapat memicu peradangan, jaringan parut, atau pertumbuhan jaringan abnormal pada kerongkongan.
Akibatnya, kerongkongan menjadi lebih sempit dan kencang. Kondisi ini disebut striktur esofagus dan membuat penderita sulit menelan.
Striktur esofagus juga mempersulit makanan dan cairan mengalir dari kerongkongan ke perut, serta membuat pernapasan terasa sempit.
Di beberapa kasus, makanan padat bisa tersangkut di kerongkongan dan meningkatkan risiko tersedak.
Baca juga: Asam Lambung Mengamuk? Redakan dengan Cara Alami Ini
Esofagus Barrett adalah kerusakan sel yang melapisi esofagus atau kerongkongan karena paparan asam lambung dalam jangka panjang.
Paparan asam lambung terus-menerus bisa mengubah bentuk sel skuamosa pada kerongkongan menjadi sel kelenjar, mirip dengan sel yang melapisi usus.
Jika tidak ditangani dengan tepat, sel-sel ini bisa berkembang menjadi kanker dan menyebabkan kanker kerongkongan.
Esofagus Barrett sendiri berkembang pada sekitar 10 hingga 15 persen orang yang menderita GERD.
Ancaman paling serius dari GERD adalah kanker yang berkembang di bagian bawah kerongkongan atau kanker kerongkongan.
Namun begitu, sebagian besar penderita GERD tidak sampai berkembang menjadi kanker kerongkongan dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup.
Baca juga: Apakah Asam Lambung Bisa Sembuh?
Masih dari Medical News Today, cara terbaik mencegah komplikasi asam lambung naik adalah menghindari makanan dan aktivitas pemicunya.
Beberapa tips untuk menghindari asam lambung baik meliputi:
Baca juga: Cara Meredakan Sesak Napas Saat Asam Lambung Naik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.