Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bisakah Asam Lambung Membunuh Kita?

KOMPAS.com - Asam lambung naik atau penyakit asam lambung terjadi saat asam lambung berulang kali naik ke kerongkongan atau esofagus.

Dilansir dari Mayo Clinic, penyakit yang disebut juga dengan gastroesophageal reflux disease (GERD) ini terjadi karena katup di ujung lambung tidak berfungsi dengan baik.

Akibatnya, asam lambung sering naik dan mengiritasi dinding kerongkongan, sehingga menimbulkan beberapa gejala yang menyakitkan.

Bahkan, tak jarang yang beranggapan asam lambung naik bisa menyebabkan kematian lantaran rasa sakitnya.

Lantas, benarkah jika penyakit asam lambung bisa membunuh?

GERD bisa menyebabkan kematian?

Penyakit asam lambung memiliki tanda dan gejala umum tertentu. Kendati begitu, beberapa gejala asam lambung naik sering disalahartikan sebagai penyakit lain.

Berikut gejala umum penyakit asam lambung atau GERD:

  • Sensasi terbakar di dada (heartburn), biasanya setelah makan dan kemungkinan memburuk saat berbaring atau pada malam hari.
  • Regurgitasi atau kembalinya makanan yang belum dicerna ke kerongkongan atau mulut. Biasanya berupa makanan atau cairan asam.
  • Sakit perut bagian atas atau sakit dada.
  • Kesulitan menelan atau disfagia.
  • Terasa ada benjolan di tenggorokan.

Gejala asam lambung naik yang sering disalahpahami adalah sakit atau nyeri di bagian dada.

Dada yang tiba-tiba terasa sakit kerap dianggap sebagai serangan jantung yang bisa menyebabkan kematian mendadak.

Namun sebenarnya, seperti dilansir Medical News Today, GERD bukan merupakan penyakit yang mengancam jiwa.

Meski begitu, penyakit ini bisa menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan serius dari waktu ke waktu.

Komplikasi GERD

GERD yang tidak mendapatkan penanganan atau pengobatan, bisa menimbulkan beberapa komplikasi serius.

Dilansir dari Healthline, komplikasi yang kemungkinan timbul akibat asam lambung naik antara lain:

1. Esofagitis

Esofagitis adalah peradangan di lapisan kerongkongan, organ yang menghubungkan makanan dari mulut ke lambung.

Gejala esofagitis adalah sulit menelan atau terasa sakit saat mencoba menelan sesuatu. Gejala lain termasuk sakit tenggorokan, suara serak, maag atau tukak lambung.

Esofagitis kronis yang tidak diobati dapat menyebabkan tukak dan striktur esofagus. Kondisi ini meningkatkan risiko terkena kanker kerongkongan.

2. Striktur esofagus

GERD yang tidak diobati dapat memicu peradangan, jaringan parut, atau pertumbuhan jaringan abnormal pada kerongkongan.

Akibatnya, kerongkongan menjadi lebih sempit dan kencang. Kondisi ini disebut striktur esofagus dan membuat penderita sulit menelan.

Striktur esofagus juga mempersulit makanan dan cairan mengalir dari kerongkongan ke perut, serta membuat pernapasan terasa sempit.

Di beberapa kasus, makanan padat bisa tersangkut di kerongkongan dan meningkatkan risiko tersedak.

3. Esofagus Barrett

Esofagus Barrett adalah kerusakan sel yang melapisi esofagus atau kerongkongan karena paparan asam lambung dalam jangka panjang.

Paparan asam lambung terus-menerus bisa mengubah bentuk sel skuamosa pada kerongkongan menjadi sel kelenjar, mirip dengan sel yang melapisi usus.

Jika tidak ditangani dengan tepat, sel-sel ini bisa berkembang menjadi kanker dan menyebabkan kanker kerongkongan.

Esofagus Barrett sendiri berkembang pada sekitar 10 hingga 15 persen orang yang menderita GERD.

4. Kanker kerongkongan

Ancaman paling serius dari GERD adalah kanker yang berkembang di bagian bawah kerongkongan atau kanker kerongkongan.

Namun begitu, sebagian besar penderita GERD tidak sampai berkembang menjadi kanker kerongkongan dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup.

Cara mencegah komplikasi

Masih dari Medical News Today, cara terbaik mencegah komplikasi asam lambung naik adalah menghindari makanan dan aktivitas pemicunya.

Beberapa tips untuk menghindari asam lambung baik meliputi:

https://www.kompas.com/tren/read/2022/10/21/113100465/bisakah-asam-lambung-membunuh-kita-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke