Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker pembuluh darah, yaitu:
Terapi radiasi seperti pengobatan kanker payudara dapat meningkatkan risiko terkena kanker pembuluh darah.
Paparan bahan kimia, termasuk polivinil klorida, arsenik, dan torium dioksida.
Limfedema adalah kondisi pembengkakan pada tangan atau kaki yang disebabkan oleh sistem penyumbatan di pembuluh getah bening.
Sekitar 5 persen dari kasus angiosarkoma berkaitan dengan limfedema kronis.
Sekitar 3 persen dari kanker pembuluh darah menyerang orang yang memiliki kondisi yang disebabkan kelainan genetik.
Baca juga: Kronologi Clerence Chyntia Meninggal Dunia akibat Kanker Langka
Gejala kanker pembuluh darah bervariasi tergantung bagian tubuh yang kena.
Untuk area kulit kepala dan leher, gejalanya meliputi:
Kanker pembuluh darah pada hati, gejala termasuk:
Sementara itu, gejala kanker pembuluh darah yang menyerang payudara antara lain:
Baca juga: IDAI Imbau Orangtua Tak Beri Parasetamol Sirup ke Anak Sementara Waktu
Dilansir dari WebMD, kanker pembuluh darah didiagnosis melalui pemeriksaan fisik serta beberapa tes lain termasuk biopsi dan tes pencitraan seperti MRI, CT, atau PET scan.
Tes pencitraan bertujuan untuk mendeteksi lokasi dan ukuran kanker secara lebih tepat.
Adapun perawatan dan pengobatan angiosarkoma, tergantung pada lokasi kanker, ukuran, dan penyebarannya.
Pengobatan termasuk pembedahan atau operasi untuk mengangkat semua kanker, serta radiasi menggunakan sinar-X untuk membunuh dan menghentikan pertumbuhan sel kanker.
Kemoterapi juga dapat menjadi salah satu pengobatan, yakni menggunakan obat-obatan atau bahan kimia yang diminum maupun disuntikkan ke pembuluh darah untuk melawan sel kanker.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.