Dalam usaha penyelamatan itu, para penyelamat berhasil menemukan pria dan anak lelaki yang masih hidup di reruntuhan.
Namun, seiring waktu, korban yang selamat semakin sedikit.
Upaya penyelamatan berlangsung selama tiga minggu meskipun pada saat itu, peluang untuk menemukan seseorang yang hidup sudah makin kecil.
Beberapa mayat kondisinya mengenaskan, sehingga mereka hanya dapat diidentifikasi dengan pakaian tertentu yang mereka kenakan.
Salah satunya, seorang pria yang dikenali dari sepatu yang dipakai untuk pertama kalinya hari itu.
Ada juga seorang anak laki-laki yang dikenali dari tambalan yang dijahit ibunya ke jaketnya beberapa hari sebelumnya.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Dimulainya Serangan AS ke Afghanistan
Universal Colliery kembali digunakan pada akhir November 1913 dan produksi penuh kembali dicapai pada 1916.
Tambang tersebut tidak bertahan lebih lama. Para pekerja dan staf diberi pemberitahuan penutupan pada Maret 1928.
Tragedi Senghenydd sebenarnya tidak hanya terjadi pada 1913.
Hal itu membuktikan bahwa pepatah lama "petir tidak menyambar dua kali di tempat yang sama" adalah kekeliruan belaka.
Dua belas tahun sebelumnya, pada Jumat, 24 Mei 1901, kapal tambang yang sama mengalami bencana pertamanya.
Pukul 05.00 pagi, sebuah ledakan menghancurkan tambang tersebut dan menewaskan 81 orang. Hanya ada satu orang yang selamat yang ditarik dari lubang tambang.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Boeing 737 USAir Jatuh, 131 Tewas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.