KOMPAS.com - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. dr. Zubairi Djoerban menyampaikan, India tengah mengalami fenomena Superbug yang tak mempan dilawan antibiotik.
"Kabar mengkhawatirkan datang dari India baru-baru ini. Di sana sedang mengalami pandemic superbugs, yaitu bakteri luar biasa hebat yang tidak mempan dengan antibiotik. Jadi telah terjadi pandemic of antibiotics-resistant superbugs. Bagaimana ceritanya?" tulis Zubairi dalam akun Twitternya, @ProfesorZubairi pada Rabu (12/10/2022).
Hingga Kamis (13/10/2022), twit itu sudah ditwit ulang sebanyak 14.700 kali dan disukai sebanyak 51.000 kali oleh pengguna twitter lainnya.
Baca juga: Wabah Ebola di Uganda: Kematian Pertama Dilaporkan di Ibu Kota Kampala
Dalam twitnya, Zubairi menceritakan, penyakit tersebut bermula dari India sebelah barat, di mana terjadi infeksi di sebuah rumah sakit di Maharashtra.
Para dokter di sana berjibaku dengan ruam infeksi superbug yang kebal antibiotik.
Bahkan, di Kolkata, 6 dari 10 pasien yang dirawat di ICU sudah tidak mempan antibiotik.
"Kumannya macam-macam. Ada yang disebut Staphylococcus aureus dan Acinetobacter baumannii yang keduanya ini menyebabkan pneumonia. Efeknya terhadap pasien ya harus dipasang ventilator dan berisiko meninggal," tulis Zubairi.
Selain itu, bakteri atau kuman yang terkandung ada E. coli (Escherichia coli) maupun Klebsiella pneumoniae, yang juga menyebabkan penderitanya harus dipasang ventilator.
Zubairi menambahkan, di beberapa kasus di India didapati bahwa ada juga yang resistan terhadap antibiotik yang kuat dan yang baru bernama Carbapenem.
"Data menunjukkan kalau setahun terakhir telah terjadi kenaikan 10 persen yang resisten dan ini masalah berat banget di dunia, khususnya di India," kata dia.
Baca juga: Peneliti Sebut Anjing Bisa Menularkan Superbug, Bakteri Resisten Antibiotik
"Setiap 15 menit, satu orang meninggal di Amerika, akibat infeksi superbug," ujar Zubairi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/10/2022).
Angka itu didapatkannya berdasarkan laporan terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
CDC juga menjelaskan, ada lebih dari 2,8 juta infeksi yang resisten terhadap obat setiap tahun di AS dan lebih dari 35.000 di antaranya berakibat fatal.
Perjuangan melawan resistensi antibiotik ini mengalami kemunduran berat selama pandemi Covid-19, menurut Zubairi, hal itu dikarenakan banyak sekali pasien mendapat antibiotik macam-macam, yang menyebabkan perubahan dalam resistansi kuman.
"Dampaknya, pasien menjadi lebih lama saat dirawat di rumah sakit akibat resistan ini. Karena lama di rumah sakit, biaya untuk pasien menjadi bertambah, dan angka kematian juga menjadi lebih tinggi," ujar Zubairi.
Baca juga: Senyawa Ganja Senjata Ampuh Lawan Bakteri Superbug, Ilmuwan Jelaskan
Dikutip dari Healthline, (28/4/2020), superbug adalah nama lain untuk bakteri atau jamur yang telah mengembangkan kemampuan untuk melawan obat yang biasa diresepkan.
Bagi sebagian orang, terinfeksi superbug tidak menimbulkan gejala sama sekali. Ketika orang sehat membawa kuman tanpa gejala, mereka dapat menginfeksi orang yang rentan tanpa menyadarinya.
Misalnya, N. gonorrhoeae atau bakteri menular seksual yang sering tidak terdeteksi karena tidak langsung menunjukkan gejala.
Namun, jika tidak diobati, gonore dapat merusak sistem saraf dan jantung Anda. Ini dapat menyebabkan infertilitas dan kehamilan ektopik yang dapat mengancam jiwa.
Perlu diketahui, saat infeksi superbug menunjukkan gejala, mereka sangat bervariasi tergantung pada organisme mana yang menyerang Anda.
Gejala umum penyakit menular meliputi:
Gejala infeksi superbug terlihat sama dengan gejala infeksi lainnya. Perbedaannya adalah gejalanya tidak merespons terhadap antibiotik dan obat antijamur.
Meskipun superbug terdengar mengancam, ada beberapa cara untuk melindungi diri Anda dan keluarga Anda agar tidak terinfeksi.
CDC merekomendasikan beberapa tindakan pencegahan agar tidak terinfeksi superbug, yakni:
Jika Anda memiliki infeksi superbug, pengobatan yang akan Anda jalani tergantung pada bakteri atau jamur yang menyebabkan infeksi.
Dokter Anda mungkin mengirim spesimen dari tubuh Anda ke laboratorium untuk menentukan obat antibiotik atau antijamur mana yang efektif melawan superbug.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.