KOMPAS.com - Kode ACAB dan 1312 ramai disebut di media sosial sejak kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022).
Salah satunya di media sosial Twitter, warganet menuliskan ACAB maupun 1312, berdampingan dengan kata polisi dalam twitnya.
"Soal gas air mata, Polisi pake SOP sendiri, pdahal tau dan udh dikasih tau kalau gak boleh. Jadi, kesimpulannya, mereka memang mau membunuh. ACAB," twit salah satu warganet, pada Rabu (5/10/2022).
Baca juga: Tagar Kanjuruhan Trending di Twitter, Apa yang Terjadi?
"Bukannya berbenah, polisi ini kelakuannya sudah diluar nalar, malah jdi teroris nakut2in rakyat yg hrusnya kalian lindungi, udh g da polisi bener lg d Indo..ACAB," tulis warganet pada Selasa (4/10/2022).
"Polisi di Kanjuruhan 1 Oktober lalu nyatanya gerombolan pembunuh bukan pengayom. 1312," kata warganet lain pada Rabu (5/10/2022).
"Polisi jahat kau bunuh saudaraku 1312," tulis warganet pada Selasa (4/10/2022).
Selain di media sosial, ACAB dan 1312 juga menghiasi dinding Stadion Kanjuruhan usai tragedi yang menewaskan ratusan orang tersebut.
Baca juga: Imbas Tragedi Kanjuruhan, Ini Sederet Sanksi untuk Arema FC
Lalu, apa arti ACAB dan 1312?
Sebelum kerusuhan di Kanjuruhan, kode ACAB dan 1312 sudah digunakan di berbagai ruang publik di seluruh dunia.
Dilansir dari Spec Ops Magazine, ACAB adalah akronim dari "All Corps are Bastards" yang berarti "Semua Polisi adalah Bajingan".
Kode ini dipakai untuk mengekspresikan protes dan kekecewaan terhadap perilaku tidak etis penegak hukum terutama polisi.
Baca juga: Mengenal Sosok Iwan Bule, Ketum PSSI yang Pernah Diperiksa Terkait Kasus Novel Baswedan
Akronim ACAB sering dijumpai dalam bentuk tato di tubuh narapidana Inggris Raya.
Kode ini kemudian berkembang dan populer di dunia penggemar olahraga terutama sepak bola di Inggris, sebelum menyebar ke seluruh dunia.
Serupa, kode 1312 juga merupakan tanda antipati terhadap polisi. 1312 adalah bentuk numerik dari ACAB yang dibaca menurut deretan alfabet. Yakni, 1=A, 3=C, 1=A, 2=B.
Munculnya 1312 sebagai alternatif dari larangan penggunaan kode ACAB di beberapa negara.