Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Gaya Kepemimpinan Bonek untuk Pos Indonesia

Kompas.com - 30/09/2022, 09:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Zen Wisa Sartre dan Fandhi Gautama

KOMPAS.com - Bukan beritahu baru apabila jiwa loyalitas dan semangat Bonek sebagai pendukung Persebaya patut diacungi jempol. Sebagai seseorang yang lahir di Blitar, Jawa Timur, jiwa serta semangat itulah yang Faizal Rochmad coba tanamkan dalam PT Pos Indonesia (Persero).

Faizal Rochmad, Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), dalam siniar BEGINU bertajuk “Gaya Kepemimpinan Bonek untuk Pos Indonesia” menjelaskan bagaimana dirinya mengupayakan kebangkitan PT Pos Indonesia.

Dalam kepemimpinannya, Faizal mengedepankan keterbukaan. Dia tidak ingin ada yang ditutupi atau merasa tidak enak di kala ada fakta yang memang harus diketahui, meskipun fakta tersebut buruk.

“Data saya sebut brutal fact,” ucap Faizal.

Dengan adanya transparansi, kepercayaan dan orientasi akan terbangun. Hal ini menyebabkan lingkungan kerja yang harmonis dan hangat.

Dilansir dari Forbes, berikut adalah lima manfaat bila seorang pemimpin menerapkan transparansi dalam lingkungan kerja.

1. Masalah Lebih Cepat Diselesaikan

Sebagai pemain ke-12, komunitas Bonek tidak sebatas mendukung Persebaya dengan gelap mata. Mereka akan mencoba mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam tim yang dicintainya.

Baca juga: Cara Mudah Tingkatkan Awareness Bisnis di TikTok

Hal itu serupa dalam dunia pekerjaan yang mengharuskan adanya keterbukaan untuk mengoptimalkan kemampuan problem solving. Akan tetapi, bila tidak ada transparansi dan cenderung menutup-nutupi masalah, bukan tidak mungkin masalah tersebut menjadi tidak selesai sehingga menghembat pekerjaan.

2. Kepercayaan Tim Dibangun Lebih Cepat

Pendukung klub bola selalu percaya bahwa selalu ada masalah dalam tim yang didukungnya di kala kalah, maka kritikan atau masukan adalah sesuatu yang tepat. Begitu juga dalam lingkungan kerja.

Apabila ada kritik atau masukan dari rekan kerja, jangan langsung ditolak atau diberi respon negatif. Karena kritik tersebut merupakan cerminan adanya budaya keterbukaan dalam mengungkapkan pendapat.

Ketika seorang pemimpin dapat mempertimbangkan kritik atau masukan dari rekan kerja, hal ini memungkinkan untuk berkembang bersama. Akibarnya, setiap orang di lingkungan kerja merasa dihargai dan memiliki tanggung jawab atas dirinya sebagai bagian dari perusahaan.

3. Hubungan Menjadi Lebih Dekat

Tidak dimungkiri bahwa Bonek bukan sekadar kelompok pendukung klub bola semata. Mereka seakan sudah menjadi keluarga. Karena mereka biasa berpergian, baik jauh maupun dekat, dengan bersama-sama untuk mendukung tim kesayangannya. Hal ini memungkinkan bertukarnya cerita, terlepas latar belakang pendidikan dan pekerjaannya.

Hubungan antarpendukung Persebaya tersebut muncul karena adanya transparansi. Transparansi ini jelas bisa diterapkan dalam lingkungan kerja, sehingga hubungan tidak sebatas lingkungan kerja saja. Dengan hubungan yang demikian, ada penghargaan terlepas jabatan fungsional dan tanggung jawab yang berbeda.

Pasalnya, setiap orang pada lingkungan kerja merupakan manusia biasa yang memiliki karakter dan sifat yang dinamis. Oleh karena itu, lingkungan kerja yang dapat menghargai karyawan adalah manusia seutuhnya akan menimbulkan suasana tanpa tekanan dan bukan tidak mungkin akan berkembang secara cepat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com