Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Minuman Manis, Berapa Batas Konsumsi Gula Harian bagi Anak-anak dan Dewasa?

Kompas.com - 26/09/2022, 11:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Tak hanya itu, konsumsi gula yang berlebihan juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental seseorang.

Dokter Andi Khomeini mengatakan, konsumsi gula yang berlebihan berkaitan dengan perubahan mood yang terjadi secara tiba-tiba.

"(Konsumsi gula yang berlebihan dapat mengakibatkan) perubahan mood yang cepat, rasa lelah, perburukan gejala kecemasan dan gejala depresi terutama bagi yang memang sudah punya riwayat," jelasnya.

Dilansir dari Psych Central, beberapa penelitian telah membuktkan adanya hubungan antara konsumsi gula yang berlebihan dan risiko depresi.

Studi yang berlangsung hampir 3 dekade meneliti kebiasaan diet lebih dari 10.000 peserta yang berusia 35 hingga 55 tahun.

Hasilnya, ditemukan bahwa diet tinggi gula berperan dalam depresi dan gangguan mental lainnya.

Menurut Medical News Today, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports juga mengidentifikasi risiko depresi yang lebih besar di antara pria yang mengonsumsi gula dalam jumlah yang tinggi.

Baca juga: Sayuran yang Bisa Membantu Menurunkan Gula Darah dalam Tubuh, Apa Saja?

Berpengaruh ke kinerja otak

Dilansir dari Healthline, konsumsi gula yang berlebihan dapat memengaruhi kinerja otak, terutama sel neuron.

Neuron adalah sel yang sangat sensitif dan tidak siap untuk menerima lonjakan kadar gula. Neuron akan mengalami peradangan ketika terkena kadar glukosa yang tinggi.

Faktanya, para ilmuwan menemukan bagaimana gula darah tinggi berisiko merusak sistem saraf ini.

Para peneliti dari Departemen Neurobiologi di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan, China, melakukan eksperimen pada tikus diabetes yang menunjukkan bahwa glukosa darah tinggi menyebabkan peradangan dan kerusakan hingga kematian saraf otak.

Sedangkan studi yang ditulis oleh Margaret Morris, Ph.D., seorang profesor farmakologi di School of Medical Sciences of the Unversity of New South Wales di Sydney, Australia juga menyimpulkan, konsumsi gula tinggi berkorelasi dengan gangguan kognitif ringan pada orang dewasa.

Hal ini juga berdampak negatif bagi fungsi kognitif anak-anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com