Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Minuman Manis, Berapa Batas Konsumsi Gula Harian bagi Anak-anak dan Dewasa?

Kompas.com - 26/09/2022, 11:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Warganet di media sosial Twitter ramai mempertanyakan soal batas konsumsi gula per hari usai sebuah minuman kekinian yang disebut terlalu manis.

Sebab, mengonsumsi gula yang terlalu banyak ternyata tidak hanya berbahaya bagi kesehatan tubuh, tetapi juga kesehatan mental.

Dokter spesialis anak di Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta Selatan, dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp.A melalui twitnya mengatakan bahwa konsumsi gula yang berlebihan setiap harinya dapat memengaruhi keseimbangan kerja otak.

"Konsumsi berlebih dari gula pada dasarnya bisa mengacaukan keseimbangan neurokimiawi di otak, yang membuat seseorang/sekelompok orang agak kesulitan mengelola emosinya," tulisnya dalam akun @sdenta.

Hingga Senin (26/9/2022), twit itu sudah dibagikan kepada lebih dari 10.000 pengguna dan disukai sebanyak 29.900 warganet.

Lantas berapa batas konsumsi gula harian?

Baca juga: Makanan dan Minuman Manis Bertebaran, Ini Risiko Terlalu Banyak Konsumsi Gula


Batas konsumsi gula harian

Anak-anak dan dewasa masing-masing memiliki batas konsumsi gula harian yang berbeda.

Denta mengatakan, batas konsumsi gula harian bagi anak-anak lebih sedikit daripada batas konsumsi gula bagi orang dewasa.

"Untuk anak-anak maksimal gula tambahan per hari adalah 25 gram. Kalau dewasa 50 gram," ujarnya, saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin (26/9/2022).

Adapun batas konsumsi gula harian untuk orang dewasa ini setara dengan 4 sendok makan.

Sedangkan dokter spesialis penyakit dalam RSUD Sawah Besar Andi Khomeini menganjurkan agar konsumsi gula itu tidak lebih dari 10 persen dari total energi.

"Anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah 10 persen dari total energi (200 kkal)," tuturnya kepada Kompas.com, Senin (26/9/2022).

Baca juga: Berapa Batas Kadar Gula Darah Rendah? Waspadai Ciri-cirinya!

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan batas konsumsi gula per hari adalah sekitar 10 sendok teh untuk rata-rata orang dewasa dengan asupan kalori 2.000 kkal per hari.

Di sisi lain, American Heart Association (AHA) juga telah mengatur batas konsumsi gula harian bagi anak-anak, yaitu:

  • Anak-anak di atas usia 2 tahun sebaiknya mengonsumsi tidak lebih dari 6 sendok teh (25 gram) gula tambahan setiap hari.
  • Anak-anak tidak boleh minum lebih dari satu minuman manis 240 mililiter per minggu.
  • Anak-anak di bawah 2 tahun harus menghindari konsumsi gula tambahan, karena mereka membutuhkan makanan kaya nutrisi dan sedang mengembangkan preferensi rasa.

Baca juga: Viral soal Kandungan Gula Susu UHT, Berapa Konsumsi Gula yang Ideal?

Ilustrasi gula pasir.Pixabay/Myriams Ilustrasi gula pasir.

Risiko konsumsi gula berlebihan

Konsumsi gula yang berlebihan setiap harinya dapat menimbulkan beragam pengakit kritis, seperti jantung, diabetes tipe 2, kanker, hingga obesitas.

Tak hanya itu, konsumsi gula yang berlebihan juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental seseorang.

Dokter Andi Khomeini mengatakan, konsumsi gula yang berlebihan berkaitan dengan perubahan mood yang terjadi secara tiba-tiba.

"(Konsumsi gula yang berlebihan dapat mengakibatkan) perubahan mood yang cepat, rasa lelah, perburukan gejala kecemasan dan gejala depresi terutama bagi yang memang sudah punya riwayat," jelasnya.

Konsumsi gula berlebihan bisa membuat mood mudah memburuk. Konsumsi gula berlebihan bisa membuat mood mudah memburuk.

Dilansir dari Psych Central, beberapa penelitian telah membuktkan adanya hubungan antara konsumsi gula yang berlebihan dan risiko depresi.

Studi yang berlangsung hampir 3 dekade meneliti kebiasaan diet lebih dari 10.000 peserta yang berusia 35 hingga 55 tahun.

Hasilnya, ditemukan bahwa diet tinggi gula berperan dalam depresi dan gangguan mental lainnya.

Menurut Medical News Today, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports juga mengidentifikasi risiko depresi yang lebih besar di antara pria yang mengonsumsi gula dalam jumlah yang tinggi.

Baca juga: Sayuran yang Bisa Membantu Menurunkan Gula Darah dalam Tubuh, Apa Saja?

Berpengaruh ke kinerja otak

Dilansir dari Healthline, konsumsi gula yang berlebihan dapat memengaruhi kinerja otak, terutama sel neuron.

Neuron adalah sel yang sangat sensitif dan tidak siap untuk menerima lonjakan kadar gula. Neuron akan mengalami peradangan ketika terkena kadar glukosa yang tinggi.

Faktanya, para ilmuwan menemukan bagaimana gula darah tinggi berisiko merusak sistem saraf ini.

Para peneliti dari Departemen Neurobiologi di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan, China, melakukan eksperimen pada tikus diabetes yang menunjukkan bahwa glukosa darah tinggi menyebabkan peradangan dan kerusakan hingga kematian saraf otak.

Sedangkan studi yang ditulis oleh Margaret Morris, Ph.D., seorang profesor farmakologi di School of Medical Sciences of the Unversity of New South Wales di Sydney, Australia juga menyimpulkan, konsumsi gula tinggi berkorelasi dengan gangguan kognitif ringan pada orang dewasa.

Hal ini juga berdampak negatif bagi fungsi kognitif anak-anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com