Pertimbangan penetapan harga BBM tersebut, salah satunya berdasarkan daya beli masyarakat.
Di sisi lain, meski harga BBM subdisi jenis Pertalite dan Solar mengalami kenaikan, tetapi harganya masih belum sesuai nilai keekonomiannya.
"Tapi perlu dicatat bahwa harga jual Solar dan Pertalite saat ini belum mencerminkan keekonomian," tutur Saleh.
Demikian pula, imbuhnya, harga BBM nonsubsidi Pertamax yang turut mengalami kenaikan juga tetap masih di bawah harga aslinya.
Baca juga: Pembelian Pertalite Akan Tetap Dibatasi meski Harganya Sudah Naik, Mulai Kapan?
Sebelumnya, Pertamina sempat menurunkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax Turbo (RON 98), Dexlite (CN 51), dan Pertamina Dex (CN 53) pada 1 September 2022.
Sebab, ketiganya merupakan jenis bahan bakar minyak umum (JBU) yang menjadi kewenangan Pertamina.
Diberitakan Kontan (8/9/2022), Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, harga JBU kewenangan Pertamina turun mengikuti fluktuasi harga minyak mentah dunia.
Kondisi berbeda terjadi pada BBM jenis Pertamax. Dalam regulasi, Pertamax termasuk dalam kategori JBU yang harganya menyesuaikan harga minyak mentah.
Namun saat ini, kata Nicke, harga Pertamax juga dikendalikan oleh pemerintah.
Pasalnya, jika harga Pertamax disesuaikan dengan harga minyak mentah dunia, otomatis akan semakin banyak yang migrasi ke Pertalite.
"Khusus Pertamax, selisih yang menanggung Pertamina, jadi tidak diganti pemerintah," jelasnya.
Meski harus menjual rugi dan menambal selisih harga Pertamax, Nicke mengatakan, Pertamina dapat mempertahankan kinerja bottom line melalui strategi subsidi silang.
Baca juga: Viral, Unggahan Tips Isi BBM dengan Nominal Ganjil agar Tak Dicurangi, Ini Kata Pertamina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.