Direktur Regional Microsoft dan pemilik situs pengecekan peretasan “haveibeenpwned” menilai, bahwa data yang disebut sebagai data TikTok yang diretas itu adalah ‘tidak meyakinkan’.
Ia menilai data yang disebut dicuri peretas tersebut kemungkinan adalah data non produksi atau data uji yang kemungkinan tidak diambil melalui peretasan.
Ia juga mengatakan ada beberapa data yang cocok dengan info produksi, namun menurutnya itu adalah data yang tersedia untuk umum.
Selain itu data yang diduga bocor itu menurutnya beberapa di antaranya adalah data sampah sehingga kemungkinan besar adalah data uji.
Baca juga: 1,3 Miliar Data Kartu SIM Diduga Bocor, Pengamat Sarankan Registrasi Pakai NIK Dihentikan
Sementara forum Berita Peretas sebagaimana dikutip Forbes, juga menyampaikan bahwa data sepertinya bukan berasal dari TikTok sendiri, melainkan dari pihak ketiga yang terintegrasi dengan TikTok untuk tujuan pemasaran atau e-commerce.
Meski demikian belum jelas apakah pihak ketiga itu memiliki akses ke jenis ddata tersebut, serta belum jelas apakah ada pelanggaran keamanan yang dilakukan TikTok.
Sebagai Informasi, TikTok maupun WeChat merupakan aplikasi yang diawasi ketat oleh AS terkait hubungannya dengan China di mana ByteDance adalah induk perusahaan TikTok yang berbasis di China.
Sejauh ini, TikTok telah mengambil beberapa langkah agar tetap bisa memasuki pasar AS yakni di antaranya menyimpan datanya di server Oracle yang berbasis di AS.