Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Bung Karno Ngotot Proklamasi Kemerdekaan Tanggal 17 Agustus?

Kompas.com - 15/08/2022, 12:27 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Soekarno bersikeras bahwa Kemerdekaan Indonesia harus diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Meskipun ditekan para pemuda hingga "diculik" ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, Soekarno tak mau buru-buru mempercepat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Lalu apa alasan Soekarno ingin Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan pada 17 Agustus 1945?

Baca juga: Peristiwa G30S, Mengapa Soeharto Tidak Diculik dan Dibunuh PKI?

Jepang menyerah pada Sekutu

Pertanyaan kenapa Proklamasi harus tanggal 17 pernah ditanyakan Sukarni, golongan pemuda yang mendatangi Sokarno pada 15 Agustus 1945, sehari sebelum terjadi "penculikan" atau peristiwa Rengasdengklok.

Sebelumnya pada 14 Agustus 1945 Kaisar Jepang Hirohito memutuskan untuk menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Keesokan harinya, pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito menyampaikan langsung keputusan menyerahnya Jepang tanpa syarat terhadap Sekutu melalui radio nasional.

Detik-detik Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok. Latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua.Wikimediacommons.org Peristiwa Rengasdengklok. Latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua.

Nah pada malam hari tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.00 malam, sekelompok pemuda mendatangi Soekarno.

Saat itu Bung Karno sedang bersama Sayuti Melik dan istrinya Trimurti sedang merencanakan rincian strategi Proklamasi.

"Sekarang, Bung. Sekarang, malam ini. Mari kita kobarkan revolusi ang hebat malam ini," kata Khairul Saleh, salah satu pemuda kepada Soekarno.

Menurut Saleh, mereka sudah memiliki pasukan Pembela Tanah Air (Peta), pemuda, dan Barisan Pelopor yang bersenjata lengkap dan bisa mengatasi pasukan Jepang.

"Anggaplah kalian dapat mengobarkan revolusi di Jakarta," jawab Soekarno dikutip dari buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

"Baik. Tapi apa rencana kalian dengan tempat-tempat lain yang jauh dari sini...? Hmmm? Kalian tidak tahu, bukan? Bahkan tak seorang pun berpikir mengenai hal itu, benar tidak? Baik, itu yang aku lakukan," kata Bung Karno.

"Apakah kalian mengira, aku tidak siap sepenuhnya dengan suatu rencana sebelum kalian memberi tahu tentang bagaimana dan apa yang harus dilakukan?" tanya Bung Karno.

Soekarno lalu membeberkan sejumlah taktik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang sudah dipikirkannya.

Pertama-tama proklamasi harus dibacakan secara serentak di tiap daerah.

Kedua, satu pidato yang menggeledek dan membangkitkan semangat untuk berontak dan yang terakhir mengobarkan revolusi.

Baca juga: Ketua PKI DN Aidit: Anak yang Rajin Beribadah dan Pandai Mengaji

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com