Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta soal Timbunan Sembako di Depok, dari Penjelasan JNE hingga Bantahan Istana

Kompas.com - 01/08/2022, 18:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan temuan sembako yang merupakan beras bantuan presiden (banpres), yang terkubur di dalam tanah di kawasan Depok, Jawa Barat.

Beras-beras ini tepatnya ditemukan terkubur sedalam 3 meter di sebuah lahan kosong yang ada di Jalan Tugu Jaya Kampung Serab, Tirtajaya, Sukmajaya, Depok.

Setelah menuai kontroversi, sejumlah pihak terkait pun buka suara atas temuan ini

Berikut adalah sejumlah fakta yang berhasil terkuak dari temuan beras yang dikubur ini:

Viral melalui video medsos

Kasus ini diketahui secara luas oleh masyarakat akibat video di lokasi temuan yang beredar di media sosial.

Video tersebut salah satunya diunggah oleh akun Instagram @infodepok_id pada Minggu (31/7/2022).

"Diduga tumpukan sembako bantuan presiden (Banpres) ditemukan dalam keadaan dikubur dalam tanah di sebuah lahan kosong di Jl. Tugu Jaya Kampung Serab, Tirtajaya, Depok.

Berdasarkan informasi, tumpukan sembako tersebut ditemukan pada 29 Juli 2022 setelah 3 hari dilakukan penggalian.

Belum diketahui secara pasti apa motif di balik penimbunan tumpukan sembako tersebut. Kabar penemuan sembako diduga Banpres yang dikubur dalam tanah beredar di media sosial dalam bentuk rekaman video," tulis akun @infodepok_id dalam keterangan unggahannya.

Baca juga: Timbunan Sembako Bantuan Presiden di Depok Ditemukan dalam Kondisi Rusak dan Berbau Busuk

Hingga Senin (1/8/2022) siang, berdasarkan pantauan Kompas.com, unggahan tersebut sudah dipenuhi lebih dari 1.500 komentar dan disukai lebih dari 8.900 akun.

Sebagian besar mempertanyakan, apa motivasi di balik tindakan penguburan beras ini, karena di saat yang bersamaan banyak masyarakat sangat membutuhkan beras untuk bertahan hidup di tengah pandemi.

"Kebayang saat pandemi pendapatan ga ada makan susah kok banpres malah dikubur, bnyk yg mengharapkan bantuan pd waktu itu.. miris..," tulis salah satu akun.

Awal pencarian dan proses penemuan

Dilansir dari Kompas.com (1/8/2022), warga yang menemukan penimbunan sembako ini bernama Rudi Samin.

Ia mengaku menemukan timbunan sembako ini saat mendapat laporan dari salah seorang karyawan jasa pengiriman JNE yang kantornya berlokasi di sekitar lokasi kejadian.

Untuk informasi, lokasi lahan kosong yang menjadi tempat penemuan timbunan beras ini berseberangan langsung dengan gudang kantor JNE.

Karyawan itu memberitahu Rudi bahwa ada penimbunan sembako di lahan itu.

"Saya dapat informasi dari orang dalam JNE ada pemendaman sembako. Saya cari sehari tidak dapat, dua hari, tiga hari akhirnya saya dapat dengan menggunakan beko (ekskavator) pada Jumat kemarin," kata Rudi di lokasi kejadian, Minggu (31/7/2022).

Rudi menyebut, tumpukan sembako yang dipendam di dalam tanah ini bertuliskan "Bantuan Presiden".

"Ada tulisannya, bantuan presiden yang dikoordinir Kemensos. Dari Polres dan juga sudah datang kemarin," kata dia.

Baca juga: JNE Akui Kubur Sembako Bantuan Presiden di Depok karena Rusak

Lokasi dugaan penimbunan sembako bantuan presiden di Lapangan KSU, Sukmajaya, Kota Depok, Senin (1/8/2022). Beras bantuan sosial tersebut ditimbun di Depok, diduga dipendam 2 tahun lalu saat awal Covid-19 di Indonesia.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Lokasi dugaan penimbunan sembako bantuan presiden di Lapangan KSU, Sukmajaya, Kota Depok, Senin (1/8/2022). Beras bantuan sosial tersebut ditimbun di Depok, diduga dipendam 2 tahun lalu saat awal Covid-19 di Indonesia.

Lurah dan camat tidak tahu menahu

Masih dari sumber yang sama, Camat Sukmajaya, Ferry Wibowo mengaku kaget dan tidak tahu bahwa di wilayahnya ada kejadian semacam ini.

"Itu kami sempat agak kaget juga, ternyata di situ ada penimbunan beras dari banpres," ujar Ferry.

"Karena lokasi tersebut sudah beberapa tahun digunakan untuk lokasi parkir JNE beberapa tahun, di dekat situ biasanya lurah atau warga itu ada aktivitas di situ," lanjut dia.

Ferry menyebut, lokasi penemuan dugaan penimbunan sembako ini selalu ramai oleh warga.

"Selalu ramai selama ini, informasi tidak ada mobil beko (ekskavator) untuk menggali di situ, tidak terlihat beberapa tahun belakang. Makanya, kaget juga ada penimbunan di situ," jelasnya.

Bahkan, lurah hampir setiap hari melintasi lokasi tersebut. Kondisi itu lah yang menyebabkan dia kaget, mengapa bisa ada penimbunan sembako yang proses penguburannya tidak diketahui.

"Harusnya kan masyarakat lihat, kalau ada beko. Itu baru ada (ekskavator) pas penggalian," tutur Ferry.

Baca juga: Soal Timbunan Beras Bantuan Presiden di Depok, Penggali Lubang: Awalnya Diminta Buat Septic Tank

Hal yang sama juga disampaikan Lurah Tirtajaya, Muhammad Imron.

"Saya juga kaget, waktu itu saya lagi ke Sumedang sama keluarga. Dapat info, akhirnya saya utus staf saya untuk melakukan pengecekan," ujar Imron.

Ia mendapat kabar tersebut pada hari Jumat (29/7/2022).

Berdasarkan data yang ia miliki, pendistribusian bansos dari Presiden telah tersalurkan semuanya untuk warga Tirtajaya.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa beras yang ditimbun itu bukan ditujukan untuk dibagi pada warga setempat.

"Kalau secara administrasi di Tirtajaya sudah dapat semua (Banpres), waktu di Tirtajaya nggak ada masalah waktu pendistribusian Banpres," katanya.

Baca juga: Kronologi Terbongkarnya Timbunan Sembako Bantuan Presiden di Depok, Berawal dari Laporan Pegawai JNE

JNE akui kubur beras

Setelah ramai soal pertanyaaan siapa pihak yang melakukan penguburan beras tersebut, pihak JNE buka suara. Mereka mengaku sebagai pihak yang melakukannya.

Dilansir dari Kompas.com (1/8/2022), VP of Marketing JNE Express Eri Palgunadi menyebut sembako bantuan presiden itu dikubur karena kondisinya rusak.

Ia memastikan prosedur penguburan sembako yang rusak itu sesuai prosedur perjanjian antara JNE dan pihak pemerintah.

"Kami sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," ujar Eri dalam keterangannya, Minggu (31/7/2022).

Menurut Eri, JNE Express selalu berkomitmen untuk mengikuti segala prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku apabila diperlukan.

Sebagai perusahaan Nasional yang bergerak di bidang jasa kurir dan logistik, kata Eri, JNE berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggannya.

"Oleh karena itu JNE mendukung program pemerintah dalam proses distribusi beras bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat bekerja sama dengan pihak terkait," kata dia.

Baca juga: Timbunan Sembako Bantuan Presiden di Depok, Istana Tegaskan Tak Pernah Kirim Pakai JNE

Istana sebut tak pernah kirim beras dengan JNE

Seolah berseberangan dengan pernyataan JNE, pihak Istana Kepresidenan justru menegaskan tak pernah bekerjasama dengan perusahaan logistik JNE untuk mengirimkan sembako bantuan presiden, dikutip dari Kompas.com.

Hal ini disampaikan salah satu sumber di Istana Kepresidenan yang enggan disebutkan namanya.

"Istana tidak pernah bekerjasama dengan JNE," kata pejabat Istana.

Menurut penjelasannya, semua bantuan sembako dari presiden dikirimkan langsung ke masyarakat tanpa melalui pihak ketiga.

"Sekretariat Presiden selalu membagikan langsung durasi waktu satu hari selesai dan dengan jumlah yang telah didata oleh Pemda setempat, dibantu Polres dan Kodim," ujarnya.

Pejabat itu menduga sembako yang dikubur merupakan bantuan presiden yang didistribusikan oleh Kementerian Sosial.

(Sumber: Kompas.com/Reza Agustian, Ihsanuddin | Editor: Dani Prabowo, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Ihsanuddin)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com