Kelompok berisiko tinggi terhadap pekerjaan adalah seperti nakes dan pelayan publik.
Sedangkan kelompok berisiko tinggi karena kondisi tubuh seperti lanjut usia (lansia) dan pemilik komorbid atau penyakit bawaan.
"Harus kita lakukan (vaksin dosis keempat) bukan hanya terhadap tenaga kesehatan, tetapi pada kelompok berisiko tinggi ini," ungkap Dicky.
Dicky menekankan bahwa lansia yang memiliki komorbid termasuk salah satu yang paling rawan dan dianjurkan untuk diprioritaskan.
Hal tersebut dilakukan agar di tengah penyebaran subvarian Omicron yang melanda saat ini, tidak lagi berjatuhan korban meninggal.
"Itu terlihat sangat signifikan vaksin dosis keempat menurunkan potensi kematian kemudian juga keparahan, masuk rumah sakit dalam melawan varian Omicron atau turunannya," jelas Dicky.
Baca juga: Omicron BA.2.75 atau Omicron Centaurus Teridentifikasi di Indonesia, Bagaimana Gejalanya?
Menurut Dicky, terdapat tiga vaksin yang layak digunakan sebagai dosis keempat, yakni Pfizer, Moderna, dan Novavax.
"Tiga ini yang efektif ketika kita bicara menghadapi subvarian Omicron," kata Dicky.
Sehingga selain tiga vaksin tersebut, Dicky tidak merekomendasikan untuk dijadikan sebagai vaksinasi untuk dosis keempat.
Dipilihnya tiga vaksin tersebut didasari oleh data berbasis riset yang sudah terbukti efektivitasnya dalam melawan subvarian Omicron.
"Itu yang harus kita upayakan ya sebagai pilihan vaksin," pungkas Dicky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.