Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Wisuda TK hingga SMA yang Disebut Memberatkan Orangtua

Kompas.com - 27/06/2022, 19:46 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

 

Menciptakan kenangan

Sejumlah pendapat diungkapkan orangtua terkait wisuda yang dilakukan oleh lulusan TK. 

Caroline, ibu dari Jeannice Emily (6 tahun) melihat acara wisuda anaknya di TK Yunike Andreas, Tangerang sebagai sebuah kesempatan untuk menciptakan sebuah kenangan.

Menurut Caroline, meskipun bukan wisuda seperti lulus perguruan tinggi, namun tetap ada rasa bangga dan haru melihat Jennice berfoto menggunakan toga.

Baginya, hal ini menjadi kenangan tersendiri bagi orangtua bahwa anaknya telah melewati satu tahap dalam pendidikan mereka.

 

Hal senada disampaikan Martino Manjaya, ayah dari Agustinica Aniva (6 tahun) dari Balloon Kindergarten, Makassar.

"Acara wisuda di sekolah anak kami dikenal dengan sebutan 'penamatan'. Acara 'penamatan' atau wisuda ini diisi dengan acara berfoto memakai toga dan juga pentas seni," jelas Martino dikutip dari Kompas.com (8/6/2018).  

Baca juga: Viral Video Wisuda Sambil Naik Andong, Ini Faktanya...

Pilihan sekolah

Henny Prasetio dari Principal Sunshine Montessori Preschool, Jakarta mengatakan, pertanyaan tentang perlu atau tidaknya wisuda untuk anak TK sudah muncul lama.

Menurut dia, hal tersebut tidak bisa diperdebatkan karena semua tergantung dari kebiasaan dan pilihan tiap sekolah dalam merayakan kelulusan anak. 

Sunshine Montessori Preschool memiliki program Sunshine Annual Festival, acara akhir tahun ajaran di mana seluruh anak dari kelas paling kecil menampilkan pertunjukan tari, nyanyi, drama, puisi, art exhibition, dan lainnya.

"Saya menyaksikan banyak orang tua yang menitikan air mata terharu saat mengikuti acara karena mereka melihat perkembangan anak-anaknya. Orang tua mengingat waktu anak mereka masih bayi, belum bisa jalan hingga saat lulus TK B. Perkembangan anak mereka sangat pesat dari sisi motorik, kematangan sosial emosional dan kognitif, dan anak mereka dapat membuat pernyataan dia ingin menjadi apa saat dewasa kelak," cerita Henny.

 

Menurut psikolog pengamat pendidikan Bondhan Kresna, wisuda bagi anak PAUD tidak ada dampak secara psikologis.

Hal tersebut baru berdampak apabila dalam acara itu ada pemaksaan. Seperti misalnya anak dipaksa pakai baju wisuda.

"Selama tidak ada paksaan menurut saya baik baik saja," jelas Bondhan.

 

Kepentingan bisnis dan citra sekolah

Ketua Dewan Pengarah Aliansi Penyelenggara Pendidikan Indonesia (APPI), Doni Koesoema mengatakan, wisuda dalam aturannya hanya berlaku untuk perguruan tinggi.

Karena itu, tidak ada istilah wisuda untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai SMA.

"Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut dengan kelulusan," kata Doni kepada Kompas.com, Senin (27/6/2022).

Ia menilai, wisuda yang ada di jenjang pendidikan SD-SMA tak lagi menjadi persoalan pendidikan, melainkan kepentingan bisnis dan citra sekolah.

Dengan mempertimbangkan hal itu, Doni menyebut pemerintah sebaiknya melakukan penataan agar tidak merugikan orangtua siswa.

Pihak sekolah juga harus mengomunikasikan hal tersebut secara terbuka dengan pihak orangtua agar tidak memberatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com