"Tidak boleh pakai sepatu biasa karena itu mengikis batuan, jadi memang disediakan alas kaki untuk naik ke atas," tutur Basuki.
Dilansir dari laman Kemendikbud Ristek, upanat adalah sandal khusus yang digunakan untuk menaiki struktur Candi Borobudur.
Pemilihan kata "upanat" yang berarti "alas kaki" merupakan aktualisasi dari relief Karmawibhangga panel 150 pada Candi Borobudur.
Alas kaki ini terbuat dari anyaman daun pandan dan dibuat oleh pengrajin di kawasan Borobudur.
Penggunaan sandal upanat sebagai alas kaki bertujuan untuk meminimalisir terjadinya keausan batu tangga.
Pasalnya, gesekan alas kaki pengunjung dengan batu candi menjadi salah satu faktor pemicu candi bercorak Buddha ini kian mengalami kerusakan.
Hal tersebut sebagaimana dibuktikan dalam jurnal berjudul Physical Carrying Capacity (Daya Dukung Fisik) Candi Borobudur (2010) yang ditulis oleh Isni Wahyuningsih.
Baca juga: Menteri PUPR: Tarif Candi Borobudur Batal Naik, tapi Kuotanya Dibatasi
Sementara itu, Balai Konservasi Borobudur sebagai unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Kemendikbud Ristek telah melakukan kajian khusus dan uji coba terhadap penggunaan sandal upanat di candi ini.
Pengkaji Balai Konservasi Borobudur Brahmantara mengatakan, penggunaan upanat untuk naik ke Candi Borobudur dapat berpengaruh pada upaya mencegah peningkatan keausan batu candi.
Khususnya, keausan pada bagian batu tangga dan batu lantai.
"Dari hasil uji gesekan diketahui bahwa jenis material bahan spon ati dengan tingkat kekerasan yang lebih rendah dibandingkan jenis spon batu, mempunyai dampak keausan yang rendah," tutur Brahmantara, dikutip dari laman Kemendikbud Ristek (8/2/2022).
Selain mencegah keausan batu candi, menurut Brahmantara, upanat juga dapat digunakan sebagai media edukasi pelestarian kepada pengunjung.
Pengunjung juga tak perlu khawatir lantaran sandal upanat terbukti nyaman dan enak untuk digunakan.
"Untuk hasil coba beberapa kali, setelah penyesuian dimensi, jarak tali, dan lain-lain, uji coba terakhir kemarin hampir semua pengunjung merasakan nyaman dan enak digunakan," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.