Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mahendra K Datu
Pekerja corporate research

Pekerja corporate research. Aktivitas penelitiannya mencakup Asia Tenggara. Sejak kembali ke tanah air pada 2003 setelah 10 tahun meninggalkan Indonesia, Mahendra mulai menekuni training korporat untuk bidang Sales, Marketing, Communication, Strategic Management, Competititve Inteligent, dan Negotiation, serta Personal Development.

Futurismo: Metaverse, Aplikasinya dan Hybrid Life

Kompas.com - 03/06/2022, 09:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Atau bagaimana jurnal HBR (Harvard Business Review) telah memberikan trigger code dalam banyak halaman jurnalnya dengan visualisasi berbasis AR yang sangat canggih. Semuanya dapat diakses dengan smartphone, bahkan yang low-end sekalipun.

Pandemi dua tahun lebih di seluruh dunia seolah seperti katalis bagi bertumbuhnya aplikasi AR dalam hampir semua lini bisnis.

Metaverse bukan tujuan akhir. Seperti kebanyakan fungsi infrastruktur, ia hanyalah alat antara untuk sesuatu yang lebih besar atau lebih tinggi ‘derajat fungsinya’.

Melalui Metaverse, ruang-ruang kelas serta ruang-ruang kerja digital yang bermekaran semenjak pandemi (2020-2021) menjadi lebih nyata secara emosional dan mental.

Metaverse memberikan ruang tak terbatas bagi siapapun tak hanya untuk kebutuhan berinteraksi, tapi juga belajar secara mandiri, belajar apapun yang mereka suka dan disediakan di semesta Metaverse.

Anda bisa membayangkan sebuah pertemuan bisnis di lapangan golf Metaverse, atau menonton konser Taylor Swift di Madisson Square Garden versi Metaverse, bahkan bersalaman langsung dengan Taylor Swift (tentu antar avatar).

Bagaimana dengan dunia olah raga? Sudah sangat maju adopsinya, bahkan pabrikan-pabrikan peralatan gym sudah menambahkan fungsi VR/AR ke dalam peralatan mereka sehingga kegiatan berolah raga (seperti gowes dan jogging) bisa dilakukan seolah di luar rumah, dan dilakukan secara kolektif.

Tidakkah Anda tertarik untuk jogging pagi di alam Metaverse dengan anak atau saudara Anda yang tinggal di Manhattan atau Sydney, sementara Anda berlari di atas AR-based Treadmill di rumah anda di Yogya atau Surabaya?

Perusahaan Korea DRAX bahkan sudah menjualnya di pasaran sejak beberapa tahun lalu, sebuah produk bernama RunBEAT untuk ‘jogging bersama’ seperti yang saya maksud di atas.

Bahkan bisa untuk lomba marathon maupun sprinter dengan rival-rival dari seluruh dunia, sebuah teknologi yang memadukan aktivitas fisik dengan interaksi senyata-nyatanya di alam Metaverse.

What’s Next?

Meski Metaverse bisa diaplikasikan ke nyaris semua aspek kehidupan serta aktivitas keseharian manusia, prioritas paling masuk akal adalah dengan mengaplikasikannya untuk pendidikan (formal) serta pelatihan-pelatihan (upskilling) di dunia corporate.

Prinsip universal untuk sesuatu yang baru adalah: pusatkan energi serta sumber dana untuk mengedukasi calon pengguna (dalam hal ini masyarakat luas).

Saya sangat mendukung agar aplikasi yang paling sederhana dari Metaverse mulai disajikan kepada lembaga-lembaga pendidikan perintis yang kelak bisa menjadi model pembelajaran berbasis teknologi (termasuk Metaverse) yang lebih tepat guna untuk keperluan pasar dunia serta pertumbuhan ekonomi global.

Bila keseluruhan strategi pendidikan kita tepat dan tepat guna, rasa-rasanya tidak ada yang terlalu dikhawatirkan dengan masa depan dunia ini.

Anak-anak muda kita jauh lebih pe-de menghadapi masa depan ketimbang kita, pun mereka juga lebih lincah beradaptasi dengan perubahan-perubahan dinamis.

Sekali lagi, Metaverse adalah sesuatu yang netral dalam dirinya sendiri. Sebuah wahana. Seperangkat infrastruktur. Apa yang akan kita tanak dan taruh di atasnya, itu yang lebih penting.

Benar kata-kata Bane dalam film Matrix tadi, “It is not impossible. It is INEVITABLE!”

Dum spiro, spero.
(Cicero)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com