Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Lukisan Mona Lisa Dilempar Kue Pengunjung dan Motif Pelaku

Kompas.com - 30/05/2022, 14:45 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Sesaat setelah tindakan itu terjadi, pihak keamanan museum segera bergegas mengusir pelaku keluar dari ruangan.

Sementara pengunjung lainnya yang tersisa di dalam ruangan terus memotret situasi yang terjadi.

Baca juga: Lukisan Mona Lisa Dilempari Cake oleh Pria Berwig, Apa Motifnya?

Motif tindakan pelaku

Dikutip dari News Hub, pelaku melaksanakan tindakan tersebut untuk menarik perhatian masyarakat terkait perubahan iklim yang saat ini terjadi.

Dalam video lainnya, pelaku mendesak orang-orang untuk "memikirkan Bumi" ketika diusir oleh petugas.

Insiden itu benar berhasil menarik perhatian secara online. Pasalnya, peristiwa tersebut mendapat perhatian luas terutama di media online.

Namun, perhatian masyarakat lebih terfokus pada absurditas serangan itu daripada pada perubahan iklim.

Lukisan Mona Lisa merupakan lukisan terkenal karya seniman Italia Leonardo da Vinci pada abad ke-16. Lukisan bersejarah ini diperkirakan bernilai lebih dari $1 miliar.

Baca juga: Teenage Mona Lisa Viral, Alfie Castley Sebut TikTok Turut Lahirkan Karya Berkualitas

Bukan insiden pertama

Peristiwa merusak lukisan Mona Lisa ini bukan pertama kali terjadi. Lukisan karya seniman Italia ini, pernah dilempari cairan kimia asam sulfat pada 1956.

Pada 1974, seorang wanita berkursi roda juga berusaha menyemprotkan car merah. Saat itu, lukisan Mona Lisa tengah dipamerkan di Tokyo.

Tindakan itu disinyalir untuk mengungkapkan ketidakpuasan pelaku atas kurangnya akses terhadap disabilitas.

Turis asal Rusia pernah merusak lukisan Mona Lisa dengan melempari teh pada kanvas berukuran 77 x 53 sentimeter itu. Insiden itu terjadi pada musim panas 2009.

Tak hanya merusak, beberapa upaya pencurian karya Mona Lisa juga pernah terjadi pada 1911 leh seorang tukang Italia bernama Vincenzo Peruggia.

Pelaku tidak tertangkap sampai beberapa tahun kemudian bahkan hampir hilang selama tiga tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com