Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kronologi Lukisan Mona Lisa Dilempar Kue Pengunjung dan Motif Pelaku

Peristiwa itu terjadi di Museum Louvre, Paris, Perancis yang menjadi tempat penyimpanan lukisan maha karya Da Vinci.

Sejumlah pengunjung mengabadikan peristiwa itu dan mengunggahnya ke media sosial. Salah satu pengunggahnya adalah akun ini.

Dari video tersebut, terlihat bahwa kaca lukisan Mona Lisa terkena noda kue. Noda tersebut mengenai hampir setengah dari karya masterpiece itu.

Bahkan, dari goresan noda yang ditinggalkan, terlihat bahwa noda itu segaja dioleskan oleh seseorang.

Video tersebut juga merekam petugas yang tengah berusaha membersihkan noda kue di lukisan Mona Lisa. Sementara, sejumlah pengunjung lainnya tampak mereka peristiwa tersebut.

Penggunggah video turut memperlihatkan pelaku yang diduga melempari lukisan Mona Lisa dengan kue.

Hingga Senin (30/5/2022) siang, video tersebut telah ditonton oleh 594.000 ribu pengguna dan disukai oleh 3.322 akun Twitter.

Kronologi kejadian

Lukisan Mona Lisa itu dilaporkan sengaja dirusak oleh seorang pengunjung Museum Louvre, Paris, Prancis, Minggu (29/5/2022).

Dikutip dari Times Now News, seorang pengunjung sengaja mengolesi kaca lukisan Mona Lisa yang dibuat antara 1503 dan 1519.

Menurut kesaksian, pelaku merupakan seorang pria yang menyamar sebagai seorang wanita. Dia menggunakan wig dan kursi roda saat berkeliling di dalam museum.

Namun, pria itu tiba-tiba bangkit dari kursi roda dan melepas wignya.

Pelaku kemudian mendekati lukisan Mona Lisa dan melemparkan kue ke arahnya.

Sebelumnya, pelaku juga berusaha menghancurkan kaca antipeluru yang melindungi lukisan itu. Untungnya, kaca tersebut tidak rusak sehingga noda kue hanya mengenai kaca lukisan Mona Lisa.

Selain melempari kue ke arah lukisan Mona Lisa, pelaku juga melemparkan mawar ke udara sebelum keamanan mengusirnya dari museum.

Sesaat setelah tindakan itu terjadi, pihak keamanan museum segera bergegas mengusir pelaku keluar dari ruangan.

Sementara pengunjung lainnya yang tersisa di dalam ruangan terus memotret situasi yang terjadi.

Motif tindakan pelaku

Dikutip dari News Hub, pelaku melaksanakan tindakan tersebut untuk menarik perhatian masyarakat terkait perubahan iklim yang saat ini terjadi.

Dalam video lainnya, pelaku mendesak orang-orang untuk "memikirkan Bumi" ketika diusir oleh petugas.

Insiden itu benar berhasil menarik perhatian secara online. Pasalnya, peristiwa tersebut mendapat perhatian luas terutama di media online.

Namun, perhatian masyarakat lebih terfokus pada absurditas serangan itu daripada pada perubahan iklim.

Lukisan Mona Lisa merupakan lukisan terkenal karya seniman Italia Leonardo da Vinci pada abad ke-16. Lukisan bersejarah ini diperkirakan bernilai lebih dari $1 miliar.

Bukan insiden pertama

Peristiwa merusak lukisan Mona Lisa ini bukan pertama kali terjadi. Lukisan karya seniman Italia ini, pernah dilempari cairan kimia asam sulfat pada 1956.

Pada 1974, seorang wanita berkursi roda juga berusaha menyemprotkan car merah. Saat itu, lukisan Mona Lisa tengah dipamerkan di Tokyo.

Tindakan itu disinyalir untuk mengungkapkan ketidakpuasan pelaku atas kurangnya akses terhadap disabilitas.

Turis asal Rusia pernah merusak lukisan Mona Lisa dengan melempari teh pada kanvas berukuran 77 x 53 sentimeter itu. Insiden itu terjadi pada musim panas 2009.

Tak hanya merusak, beberapa upaya pencurian karya Mona Lisa juga pernah terjadi pada 1911 leh seorang tukang Italia bernama Vincenzo Peruggia.

Pelaku tidak tertangkap sampai beberapa tahun kemudian bahkan hampir hilang selama tiga tahun.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/30/144500565/kronologi-lukisan-mona-lisa-dilempar-kue-pengunjung-dan-motif-pelaku

Terkini Lainnya

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke