Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Serbuan Belalang Kembara di Sumba, Begini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 11/05/2022, 11:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan serbuan belalang kembara yang terbang memenuhi persawahan Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, viral di media sosial Instagram.

Dalam video itu, terlihat seorang warga membawa sound system sambil membunyikan lagu di tengah serbuan belalang.

Seorang pria lain memukul-mukul belalang yang sedang terbang di udara.

"Segala cara dilakukan untuk mengusir hama belalang kembara yang sedang membabi-buta di beberapa daerah di pulau Sumba. Adakah cara lain untuk mengusir hama belalang?" tulis akun ini.

Lantas, apa penyebab serbuan serangga itu?

Baca juga: Viral Poster soal Jam Piket Organ Tubuh, Benarkah? Ini Kata Dokter

Penjelasan ahli

Ahli ekologi serangga yang juga Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University Hermanu Triwidodo mengatakan, ada dua pemicu paling umum terjadinya ledakan populasi belalang kembara.

Kedua pemicu itu adalah tersedianya breeding site (tempat beriak) yang sesuai dan pengaruh fenomena iklim.

"Breeding site yang disukai adalah areal terbuka yang didominasi oleh tanaman jenis rumput-rumputan," kata Hermanu saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/5/2022).

Untuk kasus serbuan belalang di Sumba, Hermanu menyebut breeding site-nya sudah tersedia secara alami, yaitu berupa savana atau padang rumput yang luas.

Di Kabupaten Sumba Timur saja, luas savana mencapai sekitar 70.000 kilometer persegi atau 40 persen dari total wilayahnya.

Hal ini ditambah dengan adanya fenomena La Nina, ketika musim hujan datang 2-3 bulan lebih awal dari kondisi normal.

Baca juga: Viral, Video soal Denda Rp 30 Juta karena Menunggak Iuran, Ini Penjelasan BPJS Kesehatan

Menurutnya, kondisi ini membuat populasi belalang kembara berkembang beberapa generasi lebih awal.

"Belalang kembara, jika populasinya tinggi, akan berubah cara hidupnya dari soliter ke gregarius kemudian memasuki fase migratori, di mana mereka berpindah berbondong-bondong," jelas Hermanu yang saat ini sedang melakukan penelitian tentang belalang kembara di Sumba.

"Yang muda dengan melompat, yang dewasa bersayap dengan terbang dari daerah satu ke daerah lain searah dengan arah angin," sambungnya.

Hermanu menjelaskan, belalang kembara akan memilih daerah dengan ketersediaan makanan yang cocok, seperti rumput-rumputan dari famili Graminae.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com