Gypsy Rose Blanchard hidup bersama ibunya, Dee Dee Blanchard. Ibunya mengatakan bahwa putrinya itu memiliki penyakit serius dan harus ditangani dengan bantuan medis secara terus-menerus.
Baca juga: Hidup Penuh Syukur serta Keikhlasan dari Seorang Dahlan Iskan
Perempuan yang lahir pada 1991 ini dikatakan memiliki beragam penyakit komplikasi, di antaranya gangguan tidur, leukimia, distrofi otot, epilepsi, dan asma. Penyakit itu pun mengharuskan Gypsy menggunakan kursi roda.
Serangkaian pengobatan itu membuat Dee kewalahan untuk membayarnya. Akhirnya ia membuka donasi secara besar-besaran. Masyarakat Amerika yang terenyuh pun bahkan sampai memberikan mereka rumah.
Akan tetapi, suatu peristiwa mengejutkan pun terjadi. Gypsy dan pacarnya justru membunuh ibunya dengan brutal. Namun, dari situlah baru terungkap bahwa apa yang dilakukan sang ibu selama ini hanyalah kebohongan semata.
Para ahli percaya bahwa perilaku Dee ini berasal dari gangguan mental sindrom munchausen.
Anna adalah penipu yang melakukan aksinya antara tahun 2013 dan 2017. Saat tinggal di Amerika, ia berpura-pura sebagai pewaris kaya dari Jerman yang berteman dengan sosialita kelas atas.
Anna mengumpulkan banyak uang untuk menggapai mimpinya, yaitu membangun sebuah galeri seni. Setelah berhasil mendapat modal dari bank, temannya justru melaporkannya.
Pada akhirnya Anna berhasil ditangkap setelah diduga menipu bank, hotel, dan kerabat dekatnya dengan total kerugian mencapai Rp2,9 miliar.
Pada 2019, wanita ini pun dihukum karena beberapa tuduhan atas percobaan pencurian besar-besaran, pencurian tingkat dua, dan pencurian layanan. Namun, pada 2021, Anna akhirnya dibebaskan dari penjara.
Elizabeth Holmes adalah seorang mahasiswa teknik kimia asal Stanford University. Ia memiliki tekad untuk mengembangkan alat tes yang bisa mendeteksi beragam penyakit hanya dengan setetes darah.
Baca juga: Suarakan Pengalaman dan Isi Hatimu Melalui Kampanye #SiniObrolin
Meskipun sudah diperingatkan oleh para profesor bahwa hal tersebut mustahil, ia tak mengindahkannya. Akhirnya, Holmes memutuskan keluar dari kampusnya. Dari situ, ia pun mengembangkan perusahaannya yang bernama Theranos.
Setelah berhasil memikat banyak investor, diketahui bahwa wanita ini ternyata berbohong mengenai bioteknologi yang ia ciptakan. Selama ini ia justru menciptakan alat tes palsu.
Buntut dari perbuatannya itu membuat Holmes pun dituntut ancaman hukuman 20 tahun penjara.
Dengarkan cerita kriminal lainnya dalam balutan audio drama hanya melalui siniar Tinggal Nama di Spotify. Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.