5 Rekomendasi Film yang Bisa Ditonton Bersama Keluarga Saat Lebaran

KOMPAS.com - Menonton film saat lebaran menjadi salah satu alternatif kegiatan yang bisa dilakukan keluarga.

Saat keluarga besar berkumpul, saat itulah waktu yang tepat untuk lebih akrab satu sama lain.

Sambil menikmati cemilan lebaran, berikut ini rekomendasi film yang bisa ditonton bersama keluarga:

Baca juga: Cerita Proses Belajar Tari demi Film KKN di Desa Penari, Tissa Biani: Aku yang Paling Susah Menangkap Gerakan

1. Children of Heaven

Film dari Iran ini sudah cukup lama rilis, yakni pada 1997. Film bertema keluarga "Children of Heaven" ini karya sutradara Majid Majidi.

Film ini patut ditonton karena telah menyabet penghargaan dari Montreal World Festival dan Warsawa International Film tahun 1999 dan nominasi Oscar di tahun yang sama.

Dilansir Kompas.com, 24 November 2021, film Children of Heaven berkisah tentang kakak beradik Ali dan Zahra yang harus tukar menukar sepatu untuk bersekolah karena berasal keluarga miskin di Iran.

Sepatu milik Zahra dihilangkan Ali saat Ali diminta orangtuanya berutang sayuran di pasar. Sebetulnya sepatu Zahra sudah butut dan jebol.

Mengingat orangtuanya belum memiliki uang maka sepatu ini diperbaiki di tukang sepatu. Ali diminta ke tukang sepatu untuk membenarkan sepatu itu. Namun, ia malah menghilangkan sepatu itu.

Seorang pemulung memungut sepatu itu tanpa sepengetahuan Ali karena dikira dibuang oleh pemiliknya.

Pada akhirnya mereka bergantian memakai sepatu itu ke sekolah. Zahra masuk sekolah pagi dan Ali masuk siang.

Tapi masalah lain muncul karena Ali sering terlambat sekolah meski sudah berlari dengan cepat.

Suatu hari ada lomba lari jarak jauh di sekolah dengan juara ketiga akan mendapatkan sepatu, sehingga Ali mengikutinya. Apakah Ali berhasil mendapatkan sepatu baru untuk adiknya?

Baca juga: Film-film yang Tayang di Bioskop Saat Lebaran

2. Like Stars on Earth (Taare Zameen Par)

Film selanjutnya datang dari India. Dilansir IMDB, film ini menceritakan tentang Ishaan Awasthi, seorang anak berusia 8 tahun yang hidup dalam "dunianya" sendiri.

Ishaan tidak tertarik dengan pekerjaan rumah, nilai, ataupun kerapian. Ishaan juga dinilai tidak bisa melakukan apa pun dengan benar sekolahnya.

Dia kerap mendapat nilai jelek, dihukum gurunya, tidak bisa menulis dengan benar, dan sebagainya.