KOMPAS.com - Sebuah twit berisi pengakuan warganet setelah diduga mengalami penipuan saat mentransfer uang ke luar negeri, viral di media sosial.
Twit itu dibagikan oleh akun ini pada Rabu (20/4/2022).
"Aku abis kena scam tf won 393.000 atau sekitar 4.5 juta, itu bukan uang sedikit woy," demikian tulis warganet tersebut.
"Tolong banget, tolong jangan nipu, aku udah kena kemarin 10 juta masa kena lagi. Jahat banget sihhhhhh!!!," lanjutnya.
Warganet tersebut juga membagikan sejumlah tangkapan layar dari direct message (DM) Instagram, hasil percakapannya dengan salah satu akun yang bertuliskan sebagai jasa transfer uang.
Baca juga: Viral, Video Seorang Ibu Melahirkan di Atas Bus Jakarta-Bogor, Begini Ceritanya
PLEASE!! RT!!
Aku abis kena scam tf won 393.000 atau sekitar 4.5 juta ???? itu bukan uang sedikit woy ???? Tolong banget???????? tolong jangan nipu, aku udah kena kemarin 10 juta masa kena lagi ???? Jahat banget sihhhhhh!!!
TOLONG BANTU CARIIN AKUNNYA DUNS, DIA GANTI USERNAME AKUN NIH pic.twitter.com/a9fvYeCuw2
— kyux dil (@KyuxDil) April 20, 2022
Secara garis besar, warganet yang diduga mengalami penipuan ini mentransfer uang ke pihak yang mengaku sebagai jasa transfer uang sebanyak dua kali.
Pertama, melalui transfer ATM, dan yang kedua lewat ShopeePay.
Setelah itu, pihak jasa transfer mengatakan bahwa akan memproses transferan uang tersebut untuk dikirimkan ke penerima.
Warganet ini berulang kali memastikan apakah uang yang ia transfer telah diproses atau belum, dan membutuhkan waktu berapa lama.
Pihak yang mengaku sebagai jasa transfer kemudian menjawab bahwa transferan sedang diproses.
Namun, beberapa waktu kemudian, saat kembali menanyakan apakah proses transfer masih lama, pesan yang dikirimkan warganet tersebut tak bisa terkirim.
Baca juga: Viral, Video KRL Bogor-Jakarta Tabrak Mobil, Bagaimana Kronologinya?
Lantas, seperti apa tips mentransfer uang ke luar negeri yang aman?
Pegiat keamanan digital Yerry Niko Borang menilai, dalam kasus ini yang digunakan adalah jasa transfer, layaknya menitipkan uang untuk dibantu transfer ke orang lain.
Menurutnya, hal ini amat berisiko karena bukan menggunakan aplikasi atau jasa bank resmi.
"Kebanyakan karena tidak ada jalur resmi bank Indonesia ke negeri-negeri di luar, alias belum ada cabangnya atau ada tapi hanya di ibu kota negara saja," ujar dia, kepada Kompas.com, Kamis (21/4/2022).