KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menghentikan sementara pemasaran produk cokelat merek Kinder di Indonesia.
Penghentian sementara ini dilakukan hingga terbukti produk cokelat itu tidak mengandung bakteri Salmonella.
Hal ini dilakukan setelah muncul dugaan adanya bakteri Salmonella (non-thypoid) pada produk Kinder Surprise di Inggris, dikemukakan oleh Food Standard Agency (FSA).
"Badan POM mengawal dan memastikan penghentian peredaran tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku," tulis BPOM, dikutip dari dalam laman pom.go.id, Senin (11/4/2022).
Baca juga: Infeksi Salmonella: Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatannya
Dikutip dari laman Kementerian Pertanian, Salmonella Non-Thypoid atau Non typhoid Salmonella (NTS) adalah bakteri paling umum penyebab penyakit bawaan makanan.
NTS adalah bakteri patogen penyebab gastroenteritis pada manusia yang ditularkan melalui
hewan dan produk hewan terkontaminasi.
Gastroenteritis akibat NTS tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika, namun kondisi ini dapat berakibat fatal jika terjadi komplikasi pasca-infeksi.
Baca juga: Apa Itu Salmonella? Penyebab Telur Cokelat Kinder Ditarik di 7 Negara
Kontaminasi NTS banyak ditemukan pada produk hewani, seperti telur, daging ayam, susu mentah, dan produk hewani lainnya.
Demikian dikatakan pula oleh dokter spesialis anak Mayapada Hospital dr. Kurniawan Satria Denta, Sp.A.
"Biasa di bahan mentah seperti telur, daging sapi, ayam, dan lain-lain. Kontaminannya juga bisa masuk ke makanan-makanan olahan," kata dr. Denta kepada Kompas.com, Selasa (12/4/2022).
Pengendalian infeksi NTS sulit dilakukan karena Salmonella toleran terhadap tekanan lingkungan, penyebarannya sangat luas, resisten terhadap beberapa jenis antibiotik dan mempunyai kemampuan untuk beradaptasi.
Baca juga: Gejala dan Penyakit yang Ditimbulkan oleh Bakteri Salmonella
Apa efek yang akan terjadi pada anak yang mengonsumsi makanan yang mengandung Salmonella?
Dokter Denta menyebut, hal itu akan melahirkan infeksi Salmonella yang bisa berdampak pada kondisi kesehatan anak.
"Infeksi Salmonella, merusak usus," ujar dia.