Sejarah terciptanya tarian Reog Ponorogo tidak lepas dari legenda kisah Kelana Sewandana yang merupakan Raja Bantarangin.
Saat itu, Kelana Sewandana hendak mempersunting Dewi Sanggalangit yang merupakan putri raja di Kediri.
Kendati demikian, Kelana Sewandana harus mengalahkan singo barong yang berada di Alas Roban sebagai syarat agar bisa mempersunting Dewi Sanggalangit.
Pertarungan tersebut sempat dimenangkan oleh singo barong yang berhasil mengalahkan pasukan kuda Kelana Sewandana.
Namun, Kelana Sewandana kemudian menggunakan kedua sumping di telinganya dan menjelma menjadi dua ekor merak.
Upaya tersebut berhasil mengalihkan perhatian singo barong sehingga ia berhasil dikalahkan menggunakan Pecut Saman.
Kemenangan Kelana Sewandana berujung pada pagelaran pesta pernikahannya dengan Dewi Senggalangit.
Di acara pernikahan tersebut, terdapat singo barong dengan dua ekor merak yang bertengger di kepalanya menyerupai wujud Reog Ponorogo saat ini.
Baca juga: Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, Bagaimana Sejarah Jamu?
Ki Ageng Kutu merupakan abdi Raja Barawijaya V yang meninggalkan Kerajaan Majapahit.
Kemudian, Ki Ageng Kutu mendirikan padepokan Surukebung yang digunakan untuk melatih para pemuda belajar ilmu kanurangan melalui permainan barongan.
Kendati demikian, Raja Barawijaya V menilai bahwa Ki Ageng Kutu telah berkhianat. Raja akhirnya mengutus Raden Katong untuk menyerang padepokan tersebut.
Sebagai imbalan, Raja Barawijaya V memberikan tanah perdikan di Wengker kepada Raden Katong lantaran berhasil menaklukkan Ki Ageng Kutu.
Kisah perjuangan Raden Katong tersebut akhirnya digunakan untuk menamai kesenian tarian Reog yang berasal dari Riyokun, artinya khusnul khotimah.
Namun, ada juga yang menafsirkan tarian Reog sebagai sindiran Ki Agung Kutu kepada Raja Barawijaya V lantaran tunduk kepada isterinya.
Raja Barawijaya V diibaratkan seekor macan yang ditunggangi oleh merak yang dimisalkan sebagai isterinya. Adapun penari-penarinya diibaratkan sebagai pasukan Majapahit.
(Sumber: Kompas.com/David Oliver Purba, Serafica Gischa, Editor: David Oliver Purba, Serafica Gischa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.