Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Sebut Covid-19 di Indonesia Terkendali, Ini Kata Epidemiolog

Kompas.com - 06/04/2022, 21:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Sebab menurut Dicky, target vaksinasi yang digalakkan Indonesia belum tercapai dengan sempurna.

Sebelumnya, pemerintah telah menargetkan capaian vaksinasi Covid-19 mencapai 70 persen dari total populasi Indonesia sebelum lebaran 2022.

Adapun hingga saat ini, target tersebut belum juga tercapai.

Melihat salah satu indikator itu, Indonesia masih dalam fase kritis Covid-19 dan belum melampaui fase akut.

“Nah, artinya meskipun situasi melandai segala macam. Kita enggak bisa menganggap ini sebagai 1 kondisi yang sudah terlewati fase kritisnya,” jelas Dicky.

Baca juga: Terdeteksi di Indonesia, Kemenkes Beberkan Gejala Subvarian Omicron BA.2

Banyak kasus Covid-19 yang tidak terdeteksi

Menurut Dicky, angka positivity rate di Indonesia masih di atas 5 persen. Artinya klaim yang diberikan oleh pemerintah menunjukkan fakta yang sebaliknya.

“Sebetulnya masih jauh lebih banyak kasus di masyarakat yang tidak atau belum terdeteksi, baik itu kasus infeksinya, kasus kesakitannya, dan kasus kematian,” kata Dicky.

Kendati situasi Covid-19 di Indonesia belum bisa disebut terkendali, Dicky mengapresiasi kehati-hatian pemerintah dalam menempuh fase transisi dari pendemi ke terkendali (sporadis).

Dicky juga mengimbau agar kebijakan yang diambil pemerintah dalam masa transisi ini tetap terukur, terkendali, dan bertahap.

Selain itu, managemen transisi penanganan pandemi Covid-19 sebaiknya memang ditujukan ke fase terkendali, yakni dari pandemi ke terkendali bukan dari pandemi ke endemi.

“Namanya terkendali atau sporadis itu berarti kita akan menargetkan satu wilayah, provinsi, atau nasional itu bisa enggak ada kasus. Bisa berbulan-bulan atau mungkin setahun hanya ada beberapa kasus di beberapa wilayah. Itu yang namanya terkendali,” jelas Dicky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com