Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Catatan Gelap Sepak Bola Indonesia

Kompas.com - 06/04/2022, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Riski Monika dan Fandhi Gautama

KOMPAS.com - Masih jelas teringat momen ketika Indonesia digemparkan oleh aksi garuda muda pada gelaran Piala AFF 2020. Aksi skuad Timnas Indonesia, dibawah asuhan Shin Tae-yong, begitu ciamik dipertontonkan di depan jutaan pasang mata.

Meski harus menjadi runner up Piala AFF untuk keenam kalinya, pasukan tim merah putih berhasil menunjukkan kemampuan luar biasa dalam setiap pertandingan. Bahkan pelatih klub Thailand, Seksan Siripong memprediksi skuad timnas Indonesia akan menjadi tim yang mengerikan di masa depan.

Namun sepak bola Indonesia masih harus terus berbenah, terlebih dalam peningkatan kualitas liga domestik. Kenyataan pahit tentang masih adanya lingkaran mafia dalam Liga Indonesia, sepertinya sudah tak asing kita dengar.

Aiman Witjaksono dalam siniarnya bertajuk “Kasus Tak Berujung Mafia Bola” mengulik lebih jelas keberadaan mafia bola yang mencederai sepak bola dan menghilangkan pesan sportivitas dalam pertandingan.

Pada 2016, Aiman sudah mendalami kasus ini dan mewawancarai langsung mafia pengatur skor pertandingan Liga 1 Indonesia.

Mafia bola bertugas untuk melakukan pengaturan skor (Match Fixing), dengan tujuan judi. Bandar maupun petaruh di dunia judi akan mengatur hasil pertandingan untuk mendapatkan keuntungan dari sekelompok orang tertentu.

Mafia Bola Nyata Adanya

Ketua umum PSSI, Mochammad Iriawan atau akrab disapa Irwan Bule, mengakui jika match fixing benar terjadi dalam liga sepak bola Indonesia.

Aiman dalam investigasinya menemui informan asal Jawa Timur yang mengungkap adanya campur tangan judi Internasional online dalam lingkaran match fixing liga Indonesia.

Baca juga: Teknik Membebaskan Diri dari Lawan dalam Permainan Sepak Bola

Tiongkok, India, Singapura, dan Thailand merupakan deretan negara yang turut campur tangan dalam praktek ini. Menurut sang informan, ada 75 persen tim liga Indonesia yang sudah tercemar akibat aksi haram pengaturan skor tersebut.

Uang yang dihasilkan oleh seorang runner atau pengatur skor sekitar 50 juta rupiah per satu pertandingan. Alurnya, bandar judi terlebih dahulu memberikan uang muka kepada runner.
Bandar judi memberikan 3 miliar rupiah untuk setiap klub yang mau bekerja sama dengannya. Dengan catatan, potensi kemenangan klub tersebut hanya bandar judi tersebut yang tahu.

Rochi Putiray, seorang mantan pesepakbola Timnas Indonesia juga mengakui dahulu dirinya pernah ditawarkan sejumlah uang agar tidak mencetak gol. Tak tanggung-tanggung jumlah uang yang ditawarkan adalah 2 kali lipat dari gaji bulanannya. Dirinya langsung menolak tawaran tersebut dan melaporkannya pada manajemen tim.

Geger Penangkapan Bambang Suryo

Penangkapan Bambang Suryo pada 9 Maret 2022 kemarin menambah rentetan catatan gelap kasus pengaturan skor sepak bola Indonesia. Dirinya ditangkap dan dinyatakan sebagai tersangka atas kasus pengaturan skor Liga 3 Jawa Timur.

Menyadur kompas.tv, dirinya bersama 3 orang lainnya terlibat dalam kasus pengaturan skor di sejumlah pertandingan Liga Jatim. Di antaranya adalah pertandingan Gresik Putra Paranane FC kontra Persema Malang.

Tersangka menjanjikan yang Rp70 juta agar Persema FC mengalah dengan skor 1-0 di babak pertama. Berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka terbukti terlibat kasus suap untuk pengaturan skor dan dijerat Pasal 2 UU Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap juncto pasal 55 KUHP.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com