KOMPAS.com - Adib Khumaidi terpilih sebagai Ketua PB IDI periode 2022-2025 menggantikan Daeng M. Faqih.
Dikutip dari Antara (26/3/2022), pria yang akrab disapa Adib itu terpilih sebagai Ketum PB IDI dari hasil Muktamar ke-31 yang dilakukan di Kota Banda Aceh, Sabtu (26/3/2022).
"Dokter Adib sudah dikukuhkan sebagai Ketua Umum. Beliau terpilih dalam Muktamar IDI ke-30 di Samarinda," kata Ketua Muktamar Banda Aceh, dr. Nasrul Musadir Alsa.
Baca juga: Ada 25 Dokter yang Meninggal Terkait Covid-19 di Indonesia, PB IDI Bentuk Tim Khusus
Dalam pemilihan ketua PB IDI yang baru memiliki mekanisme yang berbeda dengan organisasi lain. Sebelumnya, Adib Khumaidi sudah terpilih menjadi Ketua PB IDI periode 2022-2025 dalam Muktamar ke-2018 di Samarinda pada tahun 2018.
Selama periode 2018-2022, Adib Khumaidi menjabat sebagai wakil ketua PB IDI yang kemudian dikukuhkan menjadi Ketua PB IDI pada tahun 2022.
Selanjutnya untuk ketua umum periode 2025-2028 adalah Slamet Budiarto yang terpilih menjadi wakil ketua PB IDI periode 2022-2025.
Berikut ini profil dan biodata Adib Khumaidi dikutip dari alumni.unair.ac.id.
Nama: Adib Khumaidi
Tempat dan tanggal lahir: Lamongan, 28 Juni 1974
Pendidikan:
Karir dan Pengalaman Kerja:
Baca juga: Viral, Video Warga di Cirebon Disebut Menangkap Tuyul, Ini Kata Polisi
Adib Khumaidi masuk Fakultas Kedokteran Unair pada tahun 1992 melalui jalur UMPTN.
Ketika membaca pengumuman bahwa dia diterima di FK Unair, Adib Khumaidi sempat galau luar biasa.
Saat itu, Adib dihadapkan pada pilihan lain karena juga diterima di Jurusan Teknik Telekomunikasi STT Telkom yang otomatis mendapatkan beasiswa Telkom.
Namun, akhirnya dia memutuskan pilihan untuk menjadi dokter yang merupakan keinginan dari orang tua.
Awal menjadi mahasiswa kedokteran, Adib sempat sulit beradaptasi dengan pola belajar di FK Unair.
Banyak materi yang harus dihafalkan. Beban pelajaran juga banyak dan berat, apalagi dia berasal dari jurusan fisika saat SMA.
Adib mengaku sebenarnya ia bercita-cita menjadi insinyur teknik.
Meski begitu, pola belajarnya perlahan-lahan mulai terbentuk seiring berjalannya waktu. Teman-teman dari satu angkatan atau senior juga sering membantu.
Suasana belajar-mengajar yang sangat mendukung menjadi penyemangat sekaligus memotivasinya untuk meningkatkan prestasi.
Dukungan dosen, buku-buku perpustakaan, serta pinjaman buku atau catatan kuliah dari para senior pun menjadi motivasi yang kuat. Akhirnya, Adib lulus dari FK Unair pada 1999 dan menjadi dokter.
Baca juga: Penjelasan PT KAI soal Video Viral Penumpang Merokok di Toilet Kereta
Setelah lulus pada 1999, Adib langsung ke Jakarta karena aktivitas di kemahasiswaan. Dia bekerja di klinik 24 jam di Jakarta sekaligus sebagai aktivis HMI yakni Bakornas Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI).
Setelah mendapatkan gelar spesialis, Adib kemudian berpraktik sebagai dokter spesialis ortopedi dan traumatologi (Sp.O.T.) di sejumlah rumah sakit.
di RSUD Cengkareng, RSU Sari Asih Karawaci, RS Primaya Evasari, dan RS Pusat Otak Nasional.
Ia juga terabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi Indonesia (PABOI), Perhimpunan DokterEmerhensi Indonesia (PBEI), dan pasti Iatan Dokter Indonesia (IDI).
Selain di ranah praktis, Adib juga terjun di ranah akademis sebagai dosen tetap di Jurusan Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK UMJ).
Ia memiliki jabatan fungsional sebagai Asisten Ahli dan statusnya masih aktif hingga saat ini.
Bahkan, pada 2015-2016 ia sempat menjadi Wakil Dekan III FKK UMJ.
Adib yang merupakan kelahiran 1974 ini juga diketahui menjabat sebagai Direksi Independen di PT Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul sejak 31 Maret 2021.
Hingga saat ini ia juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Kesehatan Majelis Ulama Indonesia (MUI).