Konstitusi Rusia kala itu melarang seseorang untuk maju di pemilihan presiden jika sudah menjabat dua periode berturut-turut.
Hal itu membuat Putin tidak bisa mencalonkan dirinya sebagai presiden pada pemilihan 2008.
Dilansir dari Britannica, pemilihan presiden Maret 2008 dimenangkan oleh Dmitry Medvedev yang masih satu partai dengan Putin.
Pada 7 Mei 2008, Medvedev mengusulkan Putin sebagai Perdana Menteri Rusia dan kemudian terpilih sehari setelahnya.
Kecurigaan publik akan Medvedev yang dijadikan boneka menguat saat September 2011, dirinya mengajukan Putin kepada United Russia Congress sebagai calon presiden pemilihan tahun 2012.
Sebagai informasi, di Rusia tidak ada batasan berapa kali seseorang dapat menjadi presiden. Larangan berlaku jika presiden dijabat oleh seseorang yang sama lebih dari dua kali berturut-turut.
Oleh karena itu, pencalonan Putin pada pemilihan presiden 2012 memang diperbolehkan.
Baca juga: Mengapa Rusia Menyerang Ukraina dan Apa yang Diincar Putin?
Putin kembali memenangkan pemilihan presiden pada 2012 untuk masa jabatan selama enam tahun, hingga 2018.
Medvedev sebelumnya telah mengubah masa jabatan presiden yang semula empat tahun menjadi enam tahun.
Periode ketiga Putin ini menuai kontroversi karena dianggap tidak sesuai dengan konstitusi.
Belum lagi pada periode ini, Medvedev terpilih menjadi perdana menteri hingga membuat keduanya seperti hanya bertukar posisi saja.
Beberapa pengamat saat itu juga menuding Putin melakukan kecurangan, sehingga bisa memenangkan pemilihan presiden.
Baca juga: Putin Lepaskan Singa untuk Cegah Warga Keluar Rumah Saat Wabah Corona