Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Sebut 11.000 Tentara Rusia Tewas sejak Invasi Dimulai

Kompas.com - 07/03/2022, 15:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ukraina menyebut lebih dari 11.000 tentara Rusia tewas dalam perang antara Rusia-Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu.

Klaim itu disampaikan oleh staf umum angkatan bersenjata Ukraina, Minggu (6/3/2022).

"Di wilayah Luhansk, seluruh area garis depan dipenuhi dengan mayat dan peralatan para penjajah (Rusia)," kata angkatan bersenjata Ukraina, dilansir dari The Independent, Minggu (6/3/2022).

Sehari sebelumnya, Sabtu (5/3/2022), Ukraina mengklaim jumlah tentara Rusia yang tewas sudah mencapai angka 10.000 jiwa.

Kemudian pada 2 Maret 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, jumlah tentara Rusia yang tewas masih ada di angka 6.000 orang.

Baca juga: Sederet Oligarki Rusia yang Terancam Terkena Sanksi Global

Tank, pesawat, dan helikopter Rusia yang hilang

Tak hanya kehilangan belasan ribu pasukan, Ukraina menyebut Rusia telah kehilangan 2.000 unit senjata dan peralatan militer, termasuk 285 tank, 44 pesawat, dan 48 helikopter.

Sementara itu, Ukraina tidak melaporkan berapa jumlah pasukan mereka yang terbunuh dalam konflik itu.

Namun, layanan darurat Ukraina mengklaim bahwa seminggu setelah invasi, sekitar 2.000 warga sipil Ukraina tewas.

Di sisi lain, PBB hanya dapat mengkonfirmasi 364 kematian warga sipil Ukraina pada Minggu (6/36/2022), meski angka sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.

Dari 364 warga sipil yang dipastikan tewas itu, 23 di antaranya tewas di wilayah yang dikuasai oleh republik separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur.

Sisanya tewas di wilayah yang dikendalikan oleh pemerintah Ukraina.

Baca juga: Sejarah Kyiv, Medan Pertempuran Ukraina-Rusia yang Sudah Berumur Puluhan Ribu Tahun

Rusia klaim 498 tentara gugur dan 1.597 luka

Dilansir dari The Week, dalam laporan pertamanya pekan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan sebanyak 498 tentaranya gugur, sementara 1.597 orang lainnya mengalami luka-luka.

Mereka juga menginformasikan bahwa ketika itu sudah ada lebih dari 2.870 anggota militer Ukraina tewas, 3.700-an terluka, dan 572 lainnya ditangkap.

Meski jumlah yang dilaporkan Rusia terpaut jauh dari angka yang diklaim Ukraina, sejauh ini Rusia belum memberikan respon atau reaksi atas perbedaan yang ada.

Terlepas dari hal itu, Rusia telah berhasil menyerang dan menghancurkan pangkalan udara militer Ukraina Staronkovtiantyniv di Ukraina Barat.

Ini merupakan salah satu pangkalan utama Ukraina, dan Rusia berhasil meluluhlantakkannya menggunakan senjata jarak jauh dengan presisi tinggi.

"Angkatan bersenjata Rusia terus menyerang infrastruktur militer Ukraina. Pada pagi hari tanggal 6 Maret, serangan dilakukan dengan senjata jarak jauh berpresisi tinggi," kata juru bicara kementerian pertahanan Rusia, Igor Konashenkov.

"Pangkalan angkatan udara Ukraina di dekat Starokostiantyniv dinonaktifkan," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com