Dalam hal pengelolaan emosi dan dorongan serta empati dan nilai-nilai moral pada usia remaja masih tergolong rendah dan belum berkembang.
Agresi diwujudkan dalam berbagai bentuk. Dilihat dari bentuknya, ada agresi yang berbentuk verbal atau diekspresikan dalam bentuk perkataan.
Lalu agresi non-verbal yang salah satunya adalah agresi fisik seperti yang diwujudkan dalam bentuk pengeroyokan kepada lansia hingga tewas.
Empati yang tidak berkembang
Kurang berkembangnya empati dapat disebabkan oleh sikap dan pola pengasuhan orangtua.
Berbagai bentuk pola pengasuhan orangtua seperti pengasuhan yang tidak konsisten, penolakan orangtua terhadap anak, pengabaian dari orangtua, pola asuh otoriter, atau juga termasuk pola pengasuhan permisif; memiliki peran penting dalam memengaruhi proses perkembangan moral anak.
Selain itu, paparan kekerasan berulang yang diterima dari media entertainment (televisi, film, internet, dan video games) juga berperan dalam mentoleransi perilaku kekerasan terdapat dalam lingkungan.
Beberapa faktor ini dapat menyebabkan keengganan/ketidakmampuan individu untuk memahami atau memposisikan diri sebagai orang lain.
Kondisi ini dapat membentuk masyarakat rendah empatinya, masyarakat yang acuh terhadap lingkungan, mudah tersulut emosi, dan berakibat pada perilaku main hakim sendiri sampai merenggut nyawa manusia.
*Dr. Naomi Soetikno, M.Pd., Psikolog (Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara)
*Andiyani Yanuar, S.Psi. (Mahasiswa Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara)