Singkat cerita, terobosan besar terjadi pada 28 Februari 1997, ketika satelit Italia-Belanda bernama Beppo-SAX menemukan pancaran sinar-X dari ledakan sinar gamma.
Walaupun ledakan memudar dalam hitungan detik, sisa-sisa cahaya dapat bertahan selama berhari-hari.
Mempelajari afterglow memungkinkan para ilmuwan untuk mengumpulkan apa yang menyebabkan ledakan, mirip dengan bagaimana seorang detektif mencari petunjuk di TKP.
Deteksi sisa cahaya Beppo-SAX berasal dari GRB 970228, sebuah ledakan yang dinamai berdasarkan tanggal ditemukannya.
Teleskop William Herschel yang berbasis di darat dan teleskop Hubble yang mengorbit mampu memotret GRB 970228. Itu memang terletak di galaksi lain, sangat jauh.
Satu misteri terpecahkan: sebagian besar ledakan bersifat kosmologis.
Dengan penemuan Beppo-SAX, para ilmuwan menyadari bahwa mereka membutuhkan misi ledakan sinar gamma khusus untuk menemukan lokasi ledakan untuk menemukan sisa-sisa cahaya.
Misi pertama adalah HETE, yang sebagian besar dibangun oleh MIT dan diluncurkan pada tahun 2000.
Baca juga: Sistem Bintang Apep Diyakini Bisa Memicu Ledakan Sinar Gamma Dahsyat