DI DALAM kisah Mahabharata hadir seorang tokoh yang tidak terlalu dikenal seperti Bisma atau Kresna, namun sebenarnya memegang peran kunci terutama sebagai penyelamat Pandawa dari angkara murka Kurawa dan Sengkuni.
Setelah mengetahui bahwa keselamatan para Pandawa dan ibunya terancam di Laksagreha, tokoh ini mengirimkan petugas untuk menggali terowongan sehingga mempermudah para Pandawa untuk meloloskan diri dari musibah kebakaran yang didalangi oleh Sengkuni.
Dalam pertikaian antara Korawa dan Pandawa, tokoh ini telah berusaha untuk mendamaikannya, mengingat bahwa kedua belah pihak adalah satu keluarga.
Dalam usahanya mencari perdamaian, ia menghubungi sesepuh-sesepuh Pandawa dan Kurawa, antara lain Bisma, Drona, dan Krepa, dengan bantuan dari Kresna.
Tokoh pendamai ini pula yang telah berusaha menasihati Yudhistira agar jangan terpancing oleh akal muslihat Sengkuni untuk bermain dadu mempertaruhkan kerajaan Indraprasta, kelima Pandawa, bahkan Drupadi.
Andai kata Yudistira berkenan mendengar dan mematuhi nasihat tokoh pendamai ini, mungkin Bharatayuda tidak terjadi. Atau minimal maka alur kisah Mahabharata berjalan lain.
Di dalam legenda Wayang Purwa, tokoh penyelamat Pandawa merupakan putra ketiga Abyasa yang lahir dari seorang dayang bernama Datri.
Dikisahkan bahwa Citrawirya raja Hastina meninggal tanpa keturunan. Abyasa, putra pertama ibu suri Durgandini diundang untuk menyambung dinasti Astina dengan cara menikahi kedua janda Citrawirya, yaitu Ambika dan Ambalika.
Namun keduanya ketakutan ketika melihat wujud Abyasa yang mengerikan sehingga melahirkan Dretarastra sebagai ayah Kurawa dan Pandu sebagai ayah Pandawa.
Abyasa kemudian diperintah ibunya untuk berhubungan dengan Ambalika sekali lagi. Namun Ambalika memerintahkan dayangnya yang bernama Datri supaya menyamar sebagai dirinya.
Ternyata Datri juga ketakutan saat bertemu dengan Abyasa. Ia mencoba lari ke luar kamar.
Akibatnya, Datri melahirkan bayi yang setelah dewasa menikah dengan Padmarini, putri Dipacandra dari Pagombakan di bawah kekuasaan Astina.
Tokoh ini kemudian menggantikan kedudukan Dipacandra sepeninggal mertuanya. Tokoh ini memiliki putra bernama Sanjaya yang menjadi juru penuntun Dretarastra.
Sementara di dalam Mahabharata, antara tokoh ini dengan Sanjaya sama sekali tidak terdapat hubungan darah.
Sepeninggal Pandu, kelima putranya, yaitu Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa tidak menetap di istana Astina, melainkan tinggal bersama tokoh ini di Pagombakan.