Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Banyak Hoaks Beredar Terkait Piala AFF 2020? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 05/01/2022, 10:37 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Penyebab hoaks marak beredar saat Piala AFF

Konselor olahraga, Dianita Iuschinta, memaparkan pandangannya terkait maraknya penyebaran hoaks pada saat partai puncak Piala AFF 2020 digelar.

Menurut Dianita, maraknya peredaran hoaks merefleksikan tingginya harapan masyarakat agar timnas Indonesia bisa merengkuh juara Piala AFF.

"Ini salah satunya. Hoaks tentang timnas Thailand yang diskualifikasi juga sebetulnya bisa jadi gambaran kalau masyarakat cemas dengan hasil yang kurang bagus dari timnas kita pas lawan Thailand," kata Dianita saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/1/2022).

Baca juga: Mengapa Thailand Terkuat di Asia Tenggara? Ini Jawaban Shin Tae-yong

Ia mengatakan, hoaks tersebut juga menunjukkan adanya sikap penolakan atau denial dari masyarakat terhadap kekalahan telak yang diderita timnas Indonesia saat menghadapi Thailand pada laga leg pertama final Piala AFF 2020.

"Sekaligus denial dengan fakta kalau timnas kalah dengan skor besar sama Thailand," ujar dia.

Sementara itu, terkait merebaknya isu pemecatan Shin Tae-yong, Dianita menilai bahwa isu tersebut menunjukkan adanya sikap menyalahkan pihak lain untuk suatu kegagalan yang dialami.

"Kalau yang ini (isu pemecatan STY) mungkin lebih ke arah blaming others ya. Kayak pelampiasan karena timnas kalah besar, kalah kelas, dan lain-lain gitu," ucap Dianita.

Dianita mengatakan, kekalahan dalam sebuah kompetisi adalah hal biasa. Sehingga, tidak perlu meluapkan rasa kecewa atas kegagalan itu secara berlebihan ke pihak tertentu.

"Namanya sepak bola/pertandingan, ada menang, kalah atau seri, dan juara hanya ada satu. Kita sebagai yang bukan pemain atau sebagai masyarakat bisanya mendukung dan mendoakan supaya timnas bisa dapat hasil terbaik," kata Dianita.

"Di sisi lain, penting juga mengendalikan diri untuk tidak berekspektasi terlalu tinggi. Atau ya realistis aja. Berharap bagus boleh kok, cuma tetep kudu menyiapkan diri untuk hasil yang mungkin tidak sesuai dengan keinginan kita," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com