"Itu karena karakternya yang jauh berbeda dengan Covid-19 ini," sebut Dicky.
Infeksi virus SARS menimbulkan gejala spesifik pada penderitanya. Sementara itu, virus Corona tidak selalu menimbulkan gejala, karena adanya orang tanpa gejala (OTG).
Hal lain, yakni perbedaan kondisi masyarakat saat ini dan pada 2003.
"Dengan jumlah (penduduk) yang jauh lebih besar, aktivitas yang lebih banyak, dan interaksi yang lebih tinggi, Covid-19 ini akan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk terkendali atau masuk fase endemi," pungkas Dicky.
Baca juga: Pfizer Memprediksi Pandemi Covid-19 Akan Selesai 2024, Ini Alasannya
Sementara itu, Satgas Covid-19 justru mengungkapkan sudah hampir mencapai garis akhir perjuangan melawan Covid-19.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferesnsi pers pada 28 Desember 2021.
Dia menyebut, Indonesia telah berhasil menurunkan angka kasus dari puncak gelombang kedua dan mempertahankannya hingga 23 minggu berturut-turut.
"Terlebih lagi kasus telah berhasil diturunkan hampir 100 persen, yakni 99,6 persen. (Jumlah kasus saat ini) Jauh lebih rendah dibandingkan penambahan kasus positif pada bulan Januari, bahkan lebih rendah dibandingkan periode sebelum lonjakan pertama," jelas Wiku
"Artinya, jika kita bisa mencapai 100 persen penurunan dari puncak kasus tertinggi tersebut, atau 0,4 persen lagi, maka tidak ada lagi penambahan kasus positif dan kita dapat bebass dari Covid-19," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.