Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Astronomi: 4 Hujan Meteor Akan Terjadi pada Pekan Kedua Desember 2021

Kompas.com - 09/12/2021, 12:57 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pada pekan kedua Desember 2021, ada sejumlah fenomena astronomi yang akan terjadi yaitu empat hujan meteor.

Keempat hujan meteor tersebut yakni:

  • Hujan Meteor Monocerotid
  • Hujan Meteor Chi-Orionid
  • Hujan Meteor Sigma-Hydrid
  • Hujan Meteor Geminid.

Selain hujan meteor, pekan kedua Desember ini juga terdapat fenomena Komet C/2021 A1 (Leonard) yang melintas dekat Bumi.

Berikut ini jadwal fenomena astronomi selama pekan kedua Desember 2021:

  • Puncak Hujan Meteor Monocerotid: 9-10 Desember 2021
  • Puncak Hujan Meteor Chi-Orionid: 10-11 Desember 2021
  • Fase Bulan Perbani Awal: 11 Desember 2021
  • Komet C/2021 A1 (Leonard) melintas dekat Bumi: 12 Desember 2021
  • Puncak Hujan Meteor Sigma-Hydrid: 12-13 Desember 2021
  • Puncak Hujan Meteor Geminid: 14-15 Desember 2021.

Baca juga: Fenomena Astronomi Desember 2021, Apa Saja?

Perbedaan 4 hujan meteor yang akan terlihat pada pekan kedua Desember

Adakah perbedaan dari 4 hujan meteor yang akan muncul pada pekan kedua Desember 2021?

Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, mengatakan, keempat hujan meteor itu akan terlihat sama jika dilihat secara visual.

“Sama saja. Tampak seperti kilatan cahaya yang memanjang,” ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/12/2021).

Perbedaan keempat hujan meteor itu, lanjut Andi, terletak pada asal titik radiannya.

“Arah gerak meteor keluar dari titik radian,” ujar Andi.

Titik radian masing-masing meteor sesuai dengan nama masing-masing hujan meteor.

Meteor Germinid berada di konstelasi Gemini, Monocerotid di konstelasi Monoceros.

Chi-orionid berada di dekat bintang Chi-orionis, dan Sigma-Hydrid di dekat bintang Sigma-Hydrae.

Adapun perbedaan kedua terletak pada intensitas meteor.

Germinid termasuk hujan meteor mayor karena intensitas saat di zenit (zenithal hour range) mencapai 120 meteor per jam.

Di Indonesia, titik radian Germinid berkulminasi dengan ketinggian 46-63 derajat arah utara. Oleh karena itu, intensitas berkurang menjadi 86-107 meteor per jam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com