Junanto mengingatkan agar masyarakat untuk tetap berhati-hati dalam menerima informasi soal peredaran uang palsu seperti ini.
"Uang palsu adalah pelanggaran serius, jadi jangan mudah percaya. Tetap cek ke sumber resmi di BI, dan tetap cinta, bangga, paham Rupiah, mengenali Rupiah termasuk ciri-ciri keasliannya ya," ujar Junanto.
Junanto mengatakan, informasi mengenai perbedaan uang asli dan palsu untuk tiap pecahan dapat diakses melalui laman edukasi BI.
Bahan edukasi untuk membedakan uang asli dan palsu dapat diunduh di sini.
BI merekomendasikan tiga cara untuk memeriksa keaslian uang Rupiah, yakni dengan dilihat, diraba, dan diterawang. Metode ini disebut juga sebagai 3D.
Untuk memeriksa uang asli atau palsu, maka bisa dengan memastikan warna uang tampak terang dan jelas.
Ada benang pengaman dan logo BI yang dapat berubah warna bila dilihat dari sudut pandang berbeda dengan cara digerakkan ke atas, bawah, atau samping. Lihatlah keberadaan benang tersebut dengan seksama.
Kemudian, terdapat tulisan BI yang tersembunyi dapat dilihat pada sudut pandang tertentu.
Oleh karena perlu memposisikan sudut pandang kita untuk mencari ciri kasat mata ini. Caranya, bisa dengan membolak-balikkan uang dengan perlahan.
Selain itu, akan tertera cetakan berupa garis-garis lurus dalam bidang tertentu yang akan menimbulkan efek warna pelangi apabila dilihat dari sudut pandang tertentu.
Metode selanjutnya untuk mengetahui keaslian uang rupiah adalah dengan meraba permukaan uang kertas di bagian angka nominal, huruf terbilang, gambar utama, dan lambang negara burung Garuda.
Bagian-bagian tersebut akan terasa kasar bila diraba.
Ada pula kode tertentu untuk mengenal jenis pecahan bagi tuna netra, yang juga akan terasa kasar bila diraba.
Saat diterawang, uang rupiah asli akan menampilkan tanda air atau watermark berupa gambar pahlawan dan gambar saling isi yang membentuk logo BI.
Selain itu, akan terdapat tulisan yang berukuran sangat kecil yang hanya dapat dibaca dengan bantuan kaca pembesar.