Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Wayang Kulit Disebut dari Malaysia, Ini Tanggapan Dalang

Kompas.com - 16/11/2021, 17:00 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

"Kalau sudah menyebut wayang kulit itu budaya Jawa, budaya Indonesia," ujar pria yang sudah mendalang sejak 1984 tersebut.

Baca juga: Ini 11 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang Diakui Dunia

Diwasa mengatakan, sejarah wayang kulit dapat dilacak hingga era Kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh Raja Airlangga.

Menurut pria yang juga dalang asal Klaten, Jawa Tengah ini, cikal-bakal wayang kulit yang dikenal sekarang berakar dari wayang Bali.

"Wayang Bali itu yang asli, jaman dulu itu memang seperti itu (bentuknya). Mungkin yang pertama diciptakan seperti itu. Terus mengalami perkembangan, tangan (wayangnya) lepas satu," kata Diwasa.

Kemudian pada era Kerajaan Majapahit, desain wayang kembali mengalami perubahan, yakni kedua tangan wayang menjadi lepas dan bisa bebas digerakkan.

Setelah keruntuhan Majapahit, desain wayang kembali mengalami perubahan. Pada saat itu yang berkuasa di Jawa adalah Kesultanan Demak yang menganut Islam.

"Kan di dalam syariat Islam atau ajaran Islam kan tidak boleh menggambar menyerupai manusia. Padahal wayang-wayang yang dulu itu gambar matanya itu dua," jelas dia.

"Karena ajaran Islam tidak memperbolehkan, kemudian disempurnakan oleh Sunan Kalijaga menjadi seperti yang sekarang ini," kata Diwasa. 

Diwasa mengatakan, penyempurnaan yang dilakukan Sunan Kalijaga itu akhirnya menghasilkan desain wayang kulit seperti yang dikenal sekarang, misalnya tangan wayang dibuat panjang hingga menyentuh bagian ujung kaki.

"Kalau secara logika kan enggak mungkin, tangannya panjang sampai menyentuh kaki. Itu sudah disempurnakan oleh Sunan Kaligaja," ujar Diwasa.

Diwasa mengatakan, dari sejarah tersebut dapat disimpulkan bahwa kesenian wayang kulit memang produk kebudayaan Jawa.

"Cuma ceritanya mengambil dari Mahabharata atau Ramayana, cerita India," kata Diwasa.

Baca juga: 7 November Ditetapkan sebagai Hari Wayang Nasional, Bagaimana Sejarahnya?

Warisan budaya Indonesia

Pada 7 November 2003, UNESCO menetapkan pertunjukkan wayang sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity atau Karya Agung Budaya Dunia dari Indonesia.

Menurut UNESCO, wayang adalah warisan budaya yang bernilai tinggi, karena merupakan sebuah seni kriya, dan penggabungan dari sastra, seni musik, sampai seni rupa.

Melansir Indonesia.go.id, 10 Desember 2018, kata wayang diketahui berasal dari bahasa Sansekerta ‘Ma Hyang’ yang berarti menuju kepada roh spiritual, para dewa, atau sang kuasa.

Namun, ada pula yang mengatakan bahwa istilah wayang berasal dari teknik pertunjukan yang mengandalkan bayangan pada layar.

Wayang kulit terbuat dari lembaran kulit kerbau yang telah dikeringkan. Sedangkan bagian siku terbuat dari tanduk kerbau yang disambung menggunakan sekrup supaya gerakan wayang terlihat lebih dinamis.

Pertunjukan wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang di balik kain putih atau kelir yang disorot lampu sehingga menghasilkan bayangan pergerakan wayang. Dalang juga bertugas sebagai narator dari dialog antara tokoh-tokoh dalam cerita.

Pertunjukan wayang kulit juga diiringi musik gamelan yang dimainkan oleh sekelompok niyaga, dan tembang yang dinyanyikan oleh sinden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com