Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 14 November: WHO Segera Susun Pedoman Pemakaian Pil Covid-19

Kompas.com - 14/11/2021, 10:30 WIB
Mela Arnani,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hampir dua tahun berjalan, kasus Covid-19 masih dilaporkan di berbagai negara di dunia.

Bahkan sejumlah negara di Eropa dan Asia kembali dilanda lonjakan kasus corona.

Melansir Worldometers, jumlah kasus Covid-19 di dunia per 14 November 2021, yakni total 253.645.327 kasus, sembuh 229.360.906 kasus, meninggal 5.110.166 kasus

Sementara itu, berikut lima negara dengan kasus Covid-19 tertinggi:

  1. Amerika Serikat: 47.882.122 kasus, dengan 31.232 kasus baru
  2. India: 34.426.774 kasus, dengan 738 kasus baru
  3. Brasil: 21.953.838 kasus, dengan 12.888 kasus baru
  4. Inggris: 9.524.971 kasus, dengan 38.351 kasus baru
  5. Rusia: 9.031.851 kasus, dengan 39.256 kasus baru

Berikut perkembangan virus corona di dunia, Sabtu (14/11/2021):

Baca juga: 5 Negara yang Kembali Dilanda Lonjakan Kasus Covid-19

WHO segera susun pedoman pil Covid-19

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) segera mengadakan pertemuan untuk menetapkan pedoman tentang penggunaan pil antivirus Covid-19.

Sebelumnya, Inggris menjadi negara pertama yang menyetujui pil untuk perawatan Covid-19 tersebut.

Pejabat WHO Janet Diaz menyampaikan bahwa pertimbangan mengenai pil Covid-19 akan dibahas dalam pertemuan dengan kelompok pengembang tiga minggu mendatang.

Dituliskan CNA, Pfizer menyebut pil Covid-19 buatannya, memangkas 89 persen kemungkinan rawat inap maupun kematian bagi orang dewasa yang berisiko penyakit parah.

Sementara itu, pembicaraan mengenai perjanjian internasional untuk meningkatkan kesiapsiagaan pandemi tengah berlangsung, menjelang pertemuan besar akhir bulan ini.

Diskusi juga berlanjut pada daftar penggunaan darurat potensial untuk vaksin Sputnik V Rusia.

Baca juga: 5 Fakta soal Varian Delta AY.4.2 yang Sudah Masuk Malaysia

Tingkat infeksi Covid-19 Malaysia naik

Satu bulan setelah membuka kembali perbatasan negara dan mengizinkan perjalanan di dalam negeri, tingkat infeksi Covid-19 di Malaysia telah meningkat menjadi 1,0.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah menyampaikan, muncul kekhawatiran bahwa jumlah kasus akan meningkat lagi dikarenakan nilai R-naught (R0) negara ini mencapai angka 1,0.

Adapun R0 dari virus merupakan ukuran transmisi atau jumlah infeksi baru yang dihasilkan oleh setiap kasus.

Dikabarkan CNA, tingkat R0 1 mengartikan bahwa setiap orang yang terinfeksi rata-rata akan memaparkan satu orang lain yang berhubungan dengan yang bersangkutan.

Negara ini terakhir mencatat tingkat infektivitas setidaknya 1,0 pada Agustus lalu, dan sejak saat itu R0 Malaysia mengalami tren penurunan dan berada di level terendah 0,86, tapi naik sejak akhir Oktober.

 

Hingga 12 November 2021, sebanyak 95,1 persen dari populasi dewasa dan 75,7 persen dari total populasinya telah divaksinasi penuh.

Saat ini, tingkat pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit sebesar 68,4 persen, 60,2 persen unit perawatan intensif (ICU), dan 39,6 persen ventilator.

Baca juga: Eropa Alami Gelombang Baru Covid-19, Beberapa Negara Kembali Lockdown

Vaksin Covid-19 buatan India diklaim efektif

Covaxin, vaksin Covid-19 pertama yang dikembangkan di India diklaim efektif dan tidak menimbulkan masalah keamanan.

Seperti yang diungkapkan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal medis The Lancet.

Covaxin sendiri telah mendapat persetujuan darurat dari WHO minggu lalu, menjadi vaksin kedelapan yang diberikan lampu hijau.

Vaksin yang diklaim memiliki efektivitas 78 persen dua dosis sebulan ini telah disetujui penggunaannya di 17 negara.

Aljazeera mengabarkan, Covaxin atau BBV152, merupakan vaksin yang berbasis virus tidak aktif yang dikembangkan oleh Bharat Biotech bekerja sama dengan Dewan Penelitian Medis India dan Institut Virologi Nasional.

Menurut WHO, vaksin ini cocok untuk negara berpenghasilan rendah dan menengah karena persyaratan yang mudah.

Beberapa vaksin lain harus disimpan di suhu yang sangat rendah, menimbulkan masalah logistik dan biaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com