Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Vaksin Sebabkan Lambat Berpikir, Sensitif, dan Agresif

Kompas.com - 13/11/2021, 09:06 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar klaim di media sosial bahwa orang yang disuntik vaksin cenderung mengalami perubahan mental dan fisik.

Klaim lainnya dalam unggahan itu juga menyebutkan bahwa vaksin membuat lambat berpikir, sensitif, dan semakin agresif.

Selain itu, ada ajakan untuk tidak melakukan vaksinasi Covid-19.

Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi memastikan bahwa informasi tersebut hoaks atau tidak benar.

Narasi yang beredar

Akun Facebook yang membagikan informasi bahwa vaksin bisa membuat lambat berpikir dibagikan oleh akun ini.

Berikut narasi unggahan yang dibagikannya:

"Orang orang yang sudah di v4ks1n akan cenderung berubah mental dan fisik
Dan membuat lambat berpikir
Sensitif dan semakin agresif (syndrome)
So dont do it jabs"

Dia membagikan klaim tersebut beserta sebuah video berbahasa Inggris yang menyoroti seorang pilot.

Pilot itu bercerita dia telah menjadi pilot selama 18 tahun dan harus mendapat vaksinasi Covid-19. Itu bukan sebuah pilihan, tapi ultimatum.

Dalam video itu, pilot tersebut sama sekali tidak menyinggung vaksin Covid-19 dapat menyebabkan gangguan mental dan fisik.

Selain itu, tidak ada pernyataan bahwa vaksin menyebabkan lambat berpikir, sensitif, dan semakin agresif. Dia juga tidak mengajak orang lain untuk tidak mengambil vaksinasi Covid-19.

Tangkapan layar unggahan Facebook tentang klaim vaksin bisa sebabkan lambat berpikirFacebook Tangkapan layar unggahan Facebook tentang klaim vaksin bisa sebabkan lambat berpikir
Konfirmasi Kompas.com

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar (hoaks).

"Aduh, hoaks ini. Kasihan justru yang nanti tidak dapat vaksin tidak ada perlindungan," kata Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (12/11/2021).

Nadia menjelaskan, tidak ada hubungan antara vaksin dengan lambat berpikir dan klaim lainnya dalam unggahan Facebook itu.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com