Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Ambulans Bawa Pasien Terobos Lampu Merah hingga Tabrak Pengendara Motor sampai Tewas, Siapa yang Salah?

Kompas.com - 09/11/2021, 12:30 WIB

KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan mobil ambulans menabrak pengendara sepeda motor di persimpangan lampu merah viral di media sosial.

Video itu dibagikan akun ini di grup Facebook Komunitas Dashcam Indonesia, Senin (8/11/2021) puku 09.18 WIB.

"Ambulans vs sepeda motor, tempat kejadian di perempatan lampu merah jln kartini. ampana kab Tojo una una Sulawesi Tengah," demikian narasi yang tertulis pada unggahan viral itu.

Baca juga: Muncul Tulisan E-Toll Card Expired Saat Transaksi di Gerbang Tol, Apa Solusinya?

Dalam video berdurasi 30 detik tersebut, tampak rekaman CCTV yang menggambarkan situasi arus lalu lintas di sebuah persimpangan lampu merah.

Pada detik ke-8, muncul mobil ambulans dan pengendara sepeda motor dari arah berlainan secara bersamaan.

Tepat di tengah persimpangan jalan, mobil ambulans berwarna putih tersebut menabrak pengendara sepeda motor hingga terpental beberapa meter.

 Baca juga: Viral, Video Uang 1.0 Disebut sebagai Uang Kertas Rp 1 Juta, Ini Penjelasan BI dan Peruri

Baca juga: Viral, Video Lokomotif KA Keluarkan Kobaran Api, Apa yang Terjadi?

Lantas, seperti apa kronologis dari kejadian yang viral tersebut?

Terpendal dari motor hingga meninggal dunia

Kasat Lantas Polres Tojo Una-una, Iptu Aris Suhendar mengatakan, kecelakaan tersebut benar terjadi di wilayah hukumnya, tepatnya di Simpang empat antara Jalan Moh Hatta dan Jalan Kartini, Kecamatan Ratolindo, Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.

Adapun waktu kejadiannya pada Sabtu (6/11/2021) sekitar pukul 16.00 Wita.

"Iya benar, memang ada laka di Tojo Una-Una, antara roda dua dan roda empat, roda duanya motor Revo, roda empatnya ambulans merek mobil Hyundai," ujarnya kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (9/11/2021) siang.

Baca juga: Viral Satu Keluarga Diusir Saat Berteduh di Pos Polisi, Ini Penjelasan Kepolisian

Aris mengatakan, pengendara sepeda motor yang sempat mendapatkan perawatan di RSUD Ampana akhirnya meninggal dunia.

Pengendara sepeda motor berinisial ABA, mengalami luka-luka hingga tak sadarkan diri setelah terpental dari kendaraannya imbas hantaman keras dari mobil ambulans.

"Iya, pengendara sepeda motor sampai terpental, meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan medis di RSUD Ampana," kata dia.

Baca juga: Penjelasan Polres Bima soal Oknum Polantas yang Disebut Pukul dan Tendang Pengendara Motor

Kronologis kejadian

Ia menuturkan, ambulans yang dikemudikan pria berinisial PR tersebut tengah membawa pasien dari arah Luwuk menuju Ampana, atau dari arah Timur ke arah Barat.

Setibanya di simpang empat antara Jalan Moh Hatta dan Jalan Kartini, Kecamatan Ratolindo, Tojo Una-Una, pengemudi mobil ambulans tidak bisa mengendalikan kendaraannya.

"Jadi dari arah Luwuk ini lampunya merah, cuman karena lagi emergency, jadi menerobos lampu merah, sementara dari arah yang dilintasi roda dua lampunya hijau, sehingga roda dua tertabrak," terang Aris.

Baca juga: Uji Emisi Kendaraan Bermotor: Prosedur, Ketentuan, Biaya, dan Dendanya

Dikarenakan proses penyelidikan masih berlangsung, pihaknya sampai saat ini belum bisa memutuskan siapa yang benar dan salah dalam kejadian ini.

Saksi-saksi masih diperiksa dan didalami, pun dengan bukti-bukti yang masih terus dikumpulkan

"Sampai saat ini masih ditangani, kita masih mengumpulkan saksi-saksi, masih mendalami juga, tapi kita mendahulukan dulu masalah kemanusiaannya ya, kita urusi dulu masalah Jasa Raharja dan lain sebagainya, karena kan korbannya meninggal dunia," kata Aris.

Baca juga: Mengenal Asuransi Jasa Raharja, dari Lingkup Jaminan hingga Cara Klaim

Pengemudi ambulans mengamankan diri

Aris mengatakan, pengemudi ambulans atas kerelaannya sendiri mengamankan diri di kantor Satlantas Polres Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah. Mengingat korbannya meninggal dunia dan ditakutkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Iya, inisiatif sendiri. Atas dasar gini, kemarin kita bilang ke pengemudi ambulans, kan kita takut ada hal-hal yang tidak diinginkan, karena korbannya meninggal, akhirnya atas kerelannya sendiri pengemudinya mengamankan sendiri di kantor, masih shock juga," ucap Aris.

Dalam video yang beredar, mobil ambulans tampak tidak menurunkan kecepatan saat melaju di persimpangan dan menerobos lampu merah tempat kejadian perkara (TKP).

Baca juga: 4 Fakta Kecelakaan di Tol Cipularang yang Menewaskan Direktur Indomaret Yan Bastian

Menurut Aris, pengemudi ambulans seharusnya menurunkan kecepatannya sekali pun sedang membawa pasien emergency atau gawat darurat.

"Cuman memang kemarin itu seharusnya kan walaupun membawa pasien gawat darurat, harusnya mengurangi kecepatan di persimpangan lampu merah, tapi kemarin memang ya kalau kita dari rekaman CCTV, tidak ada penurunan kecepatan," kata dia.

"Tapi yang jelas sampai saat ini kita belum bisa memutuskan, karena masih proses penyelidikan, kita memadukan yang ada di TKP, terus juga pemeriksaan saksi-saksi, termasuk pengemudi ambulans yang sampai saat ini masih kita jadikan saksi," tandasnya.

Baca juga: Kerap Terjadi Kecelakaan, Apakah Jalan Tol di Indonesia Termasuk Aman?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

20 Universitas Terbaik di Dunia 2023 Versi THE Impact Rankings, Ada dari Indonesia

20 Universitas Terbaik di Dunia 2023 Versi THE Impact Rankings, Ada dari Indonesia

Tren
Streamer Game Meninggal pada Usia 32 Tahun Usai Mengidap MND, Penyakit Apa Itu?

Streamer Game Meninggal pada Usia 32 Tahun Usai Mengidap MND, Penyakit Apa Itu?

Tren
Berapa Sebenarnya Jumlah Kaki yang Dimiliki Kaki Seribu?

Berapa Sebenarnya Jumlah Kaki yang Dimiliki Kaki Seribu?

Tren
Ketahui Sebelum Berobat, 21 Layanan Kesehatan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan

Ketahui Sebelum Berobat, 21 Layanan Kesehatan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan

Tren
Google Akan Hapus Akun Gmail yang Tidak Aktif, Apa Saja Kriteria Akun Aktif?

Google Akan Hapus Akun Gmail yang Tidak Aktif, Apa Saja Kriteria Akun Aktif?

Tren
Update Tabrakan Kereta Api di India, Korban Tewas Capai 233 Orang, Lebih dari 100 Dokter Dikerahkan

Update Tabrakan Kereta Api di India, Korban Tewas Capai 233 Orang, Lebih dari 100 Dokter Dikerahkan

Tren
Mengenal Tangkalaluk, Ular Raksasa Penunggu Hutan Kalimantan, Sungguhan Ada?

Mengenal Tangkalaluk, Ular Raksasa Penunggu Hutan Kalimantan, Sungguhan Ada?

Tren
7 Pesawat Penumpang Terbesar di Dunia, Ada Airbus A380

7 Pesawat Penumpang Terbesar di Dunia, Ada Airbus A380

Tren
Daftar Wilayah yang Berpotensi Terjadi Banjir Rob akibat Fullmoon 3 Juni 2023

Daftar Wilayah yang Berpotensi Terjadi Banjir Rob akibat Fullmoon 3 Juni 2023

Tren
Ramai soal Kebiasaan Mengopek Kuku Tangan, Benarkah Tanda dari Gangguan Kecemasan? Ini Kata Psikolog

Ramai soal Kebiasaan Mengopek Kuku Tangan, Benarkah Tanda dari Gangguan Kecemasan? Ini Kata Psikolog

Tren
Deretan Kecelakaan Kereta Api Terburuk di India

Deretan Kecelakaan Kereta Api Terburuk di India

Tren
Detik-detik Kecelakaan 3 Kereta Tewaskan 207 Orang di India, Saksi: Ada Jeritan Keras di Mana-mana

Detik-detik Kecelakaan 3 Kereta Tewaskan 207 Orang di India, Saksi: Ada Jeritan Keras di Mana-mana

Tren
9 Manfaat Minum Kopi Menurut Sains, Apa Saja?

9 Manfaat Minum Kopi Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
Cara agar WhatsApp Irit Ruang Penyimpanan, Matikan Ini di Pengaturan

Cara agar WhatsApp Irit Ruang Penyimpanan, Matikan Ini di Pengaturan

Tren
Dugaan Penyebab Kecelakaan Kereta di India yang Menewaskan Lebih dari 200 Orang

Dugaan Penyebab Kecelakaan Kereta di India yang Menewaskan Lebih dari 200 Orang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+