Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Terjadi Ketika Paus Pembunuh Mengalami Menopause

Kompas.com - 24/10/2021, 10:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Paus pembunuh atau killer whales juga melahirkan bayi layaknya manusia, layaknya makhluk mamalia lainnya.

Seluruh hewan mamalia mengalami proses melahirkan anak-anak bayinya sepanjang hidupnya. Namun hanya sedikit saja yang mengalami menopause layaknya manusia. Di mana tubuh berhenti bereproduksi, namun kehidupannya masih terus berlangsung.

Di dunia ini, makhluk yang mengalami menopause hanya beberapa saja. Selain manusia, ada empat jenis paus saja yang memiliki masa kedaluwarsa dalam bereproduksi.

Sebuah studi yang dirilis di Ecology and Evolution menyatakan bahwa ilmuwan telah menemukan bukti-bukti bahwa paus pun mengalami menopause. 

Studi ini dilakukan pada seekor paus pembunuh sepanjang 8 meter yang tinggal di sepanjang pesisir negara bagian Washington dan British Columbia.

Baca juga: World Orca Day, Mengenal Paus Orca yang Bisa Hidup hingga 80 Tahun

Proses menopause paus pembunuh

Mia Nielson dari Universitas Exeter, mengatakan bahwa paus pembunuh di bagian timur laut Samudra Pasifik Utara, yaitu paus pembunuh penduduk selatan atau resident killer whales, hidup di satu lingkungan kekerabatan yang di dalamnya berisi paus betina yang sudah menjadi nenek, ibu, anak-anak mereka, dan beberapa paus lain yang masih satu kerabat.

Ketika paus betina ini mengalami menopause alias berhenti melahirkan anak, paus betina tetap berada di dalam kawanan tersebut. 

Melansir Pop Science, paus betina yang sudah menopause berhenti berpetualang dan memilih tetap tinggal dalam kawanannya untuk mengedukasi anak dan cucunya tentang cara mencari sumber-sumber makanan.

Ilustrasi paus pembunuh (Orca whale) berenang di lautan lepas. Ilustrasi paus pembunuh (Orca whale) berenang di lautan lepas.
Dari studi yang dilakukan, didapat kesimpulan bahwa beberapa jenis paus pembunuh atau orca ini mengalami menopause di kisaran usia 30 tahun. Namun mereka tetap bisa hidup sehat hingga menginjak usia 60 bahkan 80 tahun.

Meskipun efek dari menopause yang terjadi pada paus betina tak terlalu bisa didefinisikan, namun penelitian tersebut mengungkap fakta bahwa paus betina yang sudah tua ini akan menjadi penjaga bagi kawanannya.

Ia akan mengajari cara berburu makanan, menunjukkan titik-titik di mana sumber makanan banyak dan mudah didapatkan, dan mengajari hal-hal lain yang belum diperoleh oleh paus-paus yang masih muda.

Baca juga: Apakah Warna Langit Senja di Planet Lain?

Hipotesa kedua

Meski beberapa ilmuwan sudah menyatakan bahwa paus pembunuh berjenis orca bisa mengalami menopause dan berhenti melahirkan anak, namun ada hipotesa kedua yang lahir untuk mementahkan penemuan pertama.

Hipotesa kedua ini menyatakan bahwa paus betina tua berhenti melahirkan bukan karena mengalami menopause, namun karena kalah bersaing di musim kawin dengan betina-betina muda.

Hipotesa kedua ini pun diuji, dan ada benarnya. Dalam satu lingkungan paus, anak dari paus yang sudah tua ini ternyata kalah dengan anak dari paus betina yang lebih muda. Mereka mudah mati, tak bisa bertahan hidup seperti bayi-bayi lainnya.

Dari hipotesa kedua ini malah akhirnya ditemukan adanya hipotesa-hipotesa lain.

Salah satunya adalah yang menyebutkan adanya proses evolusi. Karena paus betina tua selalu kalah berkompetisi, maka mereka pun memaksakan dirinya untuk berevolusi. Akhirnya, mereka pun mengalami menopause.

Ketika evolusi sudah terjadi maka kompetisi tak akan terjadi terlalu sengit dalam sebuah kekerabatan paus. Paus betina tua akan menjadi penjaga, dan paus betina mudalah yang akan produktif bereproduksi.

Baca juga: Apakah Ikan Bisa Tenggelam?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com