Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 16 Oktober: Kasus Baru Covid Indonesia Kurang dari 1.000

Kompas.com - 16/10/2021, 08:30 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Studi: Risiko paparan virus di toko kelontong rendah

Sebuah studi terbaru menguji lebih dari 900 sampel dari permukaan yang sering disentuh di toko kelontong Ontario untuk virus corona, tidak menemukan hasil positif, yang menunjukkan bahwa risiko paparan virus di toko kelontong rendah.

Salah satu penulis penelitian dan profesor di Departemen Ilmu Pangan Universitas Guelph Maria Corradini mengatakan, hasil tersebut menambah bukti yang berkembang bahwa penularan virus corona melalui permukaan tidak ada.

Sehingga, praktik yang diambil beberapa orang di masa awal pandemi seperti mengelap belanjaan saat membawanya pulang atau membiarkannya di udara dingin selama berjam-jam tak lagi diperlukan.

“Kami dapat memiliki ketenangan pikiran dan terlibat dengan belanjaan kami,” ujar Corradini seperti dikutip dari CTV News, Sabtu (16/10/2021).

Baca juga: Studi: Lama Waktu Virus Corona Bisa Bertahan Hidup di Permukaan Benda

Untuk penelitian ini, para ahli mengumpulkan 957 sampel dari empat toko bahan makanan berbeda di Ontario pada Oktober-November 2020.

Toko bahan makanan ini terletak di lokasi perkotaan dan pinggiran kota di Ontario selatan, yang berarti semuanya melayani daerah padat penduduk dan berlokasi di zona merah.

Semua toko tersebut mengikuti pedoman Covid-19, seperti jaga jarak, sanitasi, dan penegakan penggunaan alat pelindung diri (APD) bagi pelanggan dan karyawannya.

Permukaan yang dipilih untuk di-swab semuanya dianggap sebagai area dengan sentuhan tinggi, termasuk pembayaran, konter deli, bagian makanan beku, kereta belanja, dan keranjang.

Pengambilan swab dilakukan dua kali dalam seminggu, dengan dua kali sehari, satu kali sebelum toko dibuka dan sekali segera setelah toko tutup.

Sampel kemudian dibawa ke laboratorium terdekat untuk diuji.

Dalam penelitian yang dilakukan juga dicatat kejadian Covid-19 di masyarakat sekitar untuk melihat adanya korelasi antara jumlah kasus dengan keberadaan virus yang ditemukan di toko-toko.

Baca juga: INFOGRAFIK: Daftar 19 Negara yang Boleh Masuk Indonesia

Seluruhnya, 957 sampel yang dikumpulkan, diuji negatif untuk RNA SARS-CoV-2, terlepas dari lokasi penyimpanan tertentu, hari atau waktu pengambilan sampel, atau jenis luas permukaan.

Selama periode pengujian yang sama, jumlah kasus harian meningkat di masyarakat sekitar. Tapi, ini tidak menghasilkan peningkatan keberadaan virus pada permukaan yang diuji.

Hasil ini menunjukkan, risiko paparan dari permukaan sentuhan tinggi yang terkontaminasi di dalam toko pengecer makanan rendah.

Kendati begitu, studi menyimpulkan bahwa ini bergantung pada pemeliharaan rutinitas sanitasi, jarak sosial dan pemantauan kesehatan karyawan.

Corradini mencatat, penelitian sebelumnya tentang penularan melalui permukaan dilakukan di laboratorium di mana variabel seperti suhu, kelembaban, dan viral load dikendalikan.

Sebaliknya, dalam studi ingin melihat risiko penularan permukaan dalam pengaturan dunia nyata yang akan dihadapi orang dalam kehidupan sehari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com