Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ndakasi, Gorila yang Sempat Viral dan Meninggal di Kongo

Kompas.com - 09/10/2021, 20:05 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seekor gorila yang fotonya viral di media sosial karena posenya dalam sebuah foto selfie meninggal dunia karena penyakit.

Gorila itu bernama Ndakasi. Ia merupakan gorila gunung yang berada di Taman Nasional Virunga, Rebublik Demokratik Kongo.

Di taman nasional tertua di Afrika ini, Ndakasi mati setelah lama menderita penyakit, di usianya yang ke 14 tahun.

Dalam foto yang diunggah Instagram resmi Taman Nasional Virunga, Ndakasi meninggal dalam pelukan Andre Bauma, salah satu penjaga yang menyelamatkannya saat masih bayi.

Baca juga: Selain Cupang, Berikut Jenis Ikan Hias yang Sedang Naik Daun

Menjadi viral

Melansir BBC, Kamis (7/10/2021), Ndakasi menjadi terkenal dan viral di media sosial karena unggahan akun resmi Taman Nasional Virunga pada 2019.

Dalam foto itu tampak dua ekor gorila sedang berdiri, seolah berpose. Mereka ada di belakang seorang penjaga yang melakukan swafoto atau selfie.

Dua gorila dalam foto itu adalah Ndakazi dan Ndeze.

Baca juga: Viral, Video Ikan Cupang Terkena Sisik Nanas, Apa Penyebab dan Bagaimana Mengobatinya?

Sementara, dua penjaga yang bersama mereka adalah Mathieu dan Patrick.

Foto ini menarik perhatian warganet dan dibagian di berbagai media sosial. Akun Instagram Taman Nasional Virunga pun kebanjiran pertanyaan soal foto ini.

"Kami telah menerima lusinan pesan tentang foto tersebut. Ya, (foto) itu nyata! Gadis-gadis gorila itu selalu bertingkah nakal, jadi ini adalah bidikan sempurna dari kepribadian mereka yang sebenarnya! Juga, tidak mengherankan melihat gadis-gadis ini berdiri dengan kedua kakinya—kebanyakan primata nyaman berjalan tegak (bipedalisme) untuk waktu yang singkat," tulis akun Instagram Taman Nasional Virunga.

Baca juga: Tidak Memejamkan Mata, Bagaimana Cara Ikan Tidur?

Baca juga: Apakah Seekor Anjing Bisa Menangis karena Emosi?

Penyelamatan Ndakasi

Merangkum National Geographic, Sabtu (9/10/2021), penjaga bernama Andre Bauma dan rekan-rekannya menyelamatkan Ndakasi saat gorila ini baru berusia dua bulan.

Pada 2007, pemburu membunuh orangtua Ndakasi.

Saat ditemukan, ibu Ndakasi berlumuran darah akibat tembakan beberapa peluru AK-47.

Baca juga: Viral, Video Cara Mematikan Kutu dengan Raket Listrik ke Tubuh Kucing, Ini Penjelasan Dokter...

Di tengah hujan, bayi gorila itu berusaha menyusu pada ibunya, tetapi sia-sia.

Ketika penjaga taman nasional menemukan mereka, ibunya sudah meninggal dan tidak terselamatkan. Sementara, bayi gorila betina yang menempel pada ibunya itu masih selamat.

Gorila gunung memang banyak hidup di hutan di taman nasional di Uganda, Rwanda dan Kongo. Tetapi perubahan iklim, pemburu liar, dan perambahan manusia menimbulkan ancaman bagi kelangsungan hidup mereka.

Baca juga: Cara Melatih Kucing dan Anjing agar Tidak Buang Air Sembarangan

Ilustrasi gorila hutan, gorila gunung. Ilustrasi gorila hutan, gorila gunung.

Kongo Timur, tempat Taman Nasional Virunga berada, ada dalam wilayah konflik antara pemerintah dan berbagai kelompok bersenjata. Beberapa dari kelompok bersenjata ini berbasis di taman nasional, di mana mereka sering berburu hewan.

Merasa tidak aman jika dilepaskan ke alam liar, para penjaga hutan itu pun memutuskan untuk membawa Ndakasi ke "panti asuhan gorila".

Bauma dan penjaga lain pun memelihara Ndakasi bersama beberapa gorila lain.

Baca juga: Benarkah Kucing Dapat Mengetahui Kehamilan Manusia?

Bauma menjadi kepala pengasuh di Senkwekwe Center di Taman Nasional Virunga.

Ndakasi tinggal dan dirawat bersama gorila yatim lainnya, oleh staf dan dokter hewan Eddy Syaluha.

Gorila gunung adalah makhluk yang sensitif, rapuh, dan lembut. Mereka memiliki kepribadian dan bisa merasakan bahagia atau sedih, sama seperti manusia.

Bauma mengatakan, para penjaga bahkan lebih banyak menghabiskan waktu dengan gorila daripada dengan keluarga mereka sendiri.

Baca juga: Mengapa Semut Selalu Berjalan dengan Cara Berbaris?

Ndakasi terkena penyakit

Meski mendapat perawatan baik di taman nasional, Ndakasi mengalami penyakit misterius sekitar enam bulan lalu.

Perjuangan Ndakasi melawan penyakitnya pun berakhir. Ia mati di pelukan Bauma, penjaga yang menyelamatkannya 14 tahun lalu.

Kematian Ndakasi menjadi duka bagi para penjaga hutan yang mereka yang selama ini telah merawatnya.

Bauma bahkan menganggap Ndakasi sebagai anaknya sendiri.

"Kami berbagi tempat tidur yang sama, saya bermain dengannya, saya memberinya makan, saya bisa bilang bahwa saya adalah ibunya," kata Bauma mengutip BBC.

Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh National Geographic (@natgeo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com