KOMPAS.com - Seekor gorila yang fotonya viral di media sosial karena posenya dalam sebuah foto selfie meninggal dunia karena penyakit.
Gorila itu bernama Ndakasi. Ia merupakan gorila gunung yang berada di Taman Nasional Virunga, Rebublik Demokratik Kongo.
Di taman nasional tertua di Afrika ini, Ndakasi mati setelah lama menderita penyakit, di usianya yang ke 14 tahun.
Dalam foto yang diunggah Instagram resmi Taman Nasional Virunga, Ndakasi meninggal dalam pelukan Andre Bauma, salah satu penjaga yang menyelamatkannya saat masih bayi.
Baca juga: Selain Cupang, Berikut Jenis Ikan Hias yang Sedang Naik Daun
Melansir BBC, Kamis (7/10/2021), Ndakasi menjadi terkenal dan viral di media sosial karena unggahan akun resmi Taman Nasional Virunga pada 2019.
Dalam foto itu tampak dua ekor gorila sedang berdiri, seolah berpose. Mereka ada di belakang seorang penjaga yang melakukan swafoto atau selfie.
Dua gorila dalam foto itu adalah Ndakazi dan Ndeze.
Baca juga: Viral, Video Ikan Cupang Terkena Sisik Nanas, Apa Penyebab dan Bagaimana Mengobatinya?
Sementara, dua penjaga yang bersama mereka adalah Mathieu dan Patrick.
Foto ini menarik perhatian warganet dan dibagian di berbagai media sosial. Akun Instagram Taman Nasional Virunga pun kebanjiran pertanyaan soal foto ini.
"Kami telah menerima lusinan pesan tentang foto tersebut. Ya, (foto) itu nyata! Gadis-gadis gorila itu selalu bertingkah nakal, jadi ini adalah bidikan sempurna dari kepribadian mereka yang sebenarnya! Juga, tidak mengherankan melihat gadis-gadis ini berdiri dengan kedua kakinya—kebanyakan primata nyaman berjalan tegak (bipedalisme) untuk waktu yang singkat," tulis akun Instagram Taman Nasional Virunga.
Baca juga: Tidak Memejamkan Mata, Bagaimana Cara Ikan Tidur?
View this post on Instagram
Baca juga: Apakah Seekor Anjing Bisa Menangis karena Emosi?
Merangkum National Geographic, Sabtu (9/10/2021), penjaga bernama Andre Bauma dan rekan-rekannya menyelamatkan Ndakasi saat gorila ini baru berusia dua bulan.
Pada 2007, pemburu membunuh orangtua Ndakasi.
Saat ditemukan, ibu Ndakasi berlumuran darah akibat tembakan beberapa peluru AK-47.
Baca juga: Viral, Video Cara Mematikan Kutu dengan Raket Listrik ke Tubuh Kucing, Ini Penjelasan Dokter...
Di tengah hujan, bayi gorila itu berusaha menyusu pada ibunya, tetapi sia-sia.
Ketika penjaga taman nasional menemukan mereka, ibunya sudah meninggal dan tidak terselamatkan. Sementara, bayi gorila betina yang menempel pada ibunya itu masih selamat.
Gorila gunung memang banyak hidup di hutan di taman nasional di Uganda, Rwanda dan Kongo. Tetapi perubahan iklim, pemburu liar, dan perambahan manusia menimbulkan ancaman bagi kelangsungan hidup mereka.
Baca juga: Cara Melatih Kucing dan Anjing agar Tidak Buang Air Sembarangan
Kongo Timur, tempat Taman Nasional Virunga berada, ada dalam wilayah konflik antara pemerintah dan berbagai kelompok bersenjata. Beberapa dari kelompok bersenjata ini berbasis di taman nasional, di mana mereka sering berburu hewan.
Merasa tidak aman jika dilepaskan ke alam liar, para penjaga hutan itu pun memutuskan untuk membawa Ndakasi ke "panti asuhan gorila".
Bauma dan penjaga lain pun memelihara Ndakasi bersama beberapa gorila lain.
Baca juga: Benarkah Kucing Dapat Mengetahui Kehamilan Manusia?
Bauma menjadi kepala pengasuh di Senkwekwe Center di Taman Nasional Virunga.
Ndakasi tinggal dan dirawat bersama gorila yatim lainnya, oleh staf dan dokter hewan Eddy Syaluha.
Gorila gunung adalah makhluk yang sensitif, rapuh, dan lembut. Mereka memiliki kepribadian dan bisa merasakan bahagia atau sedih, sama seperti manusia.
Bauma mengatakan, para penjaga bahkan lebih banyak menghabiskan waktu dengan gorila daripada dengan keluarga mereka sendiri.
Baca juga: Mengapa Semut Selalu Berjalan dengan Cara Berbaris?
Meski mendapat perawatan baik di taman nasional, Ndakasi mengalami penyakit misterius sekitar enam bulan lalu.
Perjuangan Ndakasi melawan penyakitnya pun berakhir. Ia mati di pelukan Bauma, penjaga yang menyelamatkannya 14 tahun lalu.
Kematian Ndakasi menjadi duka bagi para penjaga hutan yang mereka yang selama ini telah merawatnya.
Bauma bahkan menganggap Ndakasi sebagai anaknya sendiri.
"Kami berbagi tempat tidur yang sama, saya bermain dengannya, saya memberinya makan, saya bisa bilang bahwa saya adalah ibunya," kata Bauma mengutip BBC.
Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram