Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 5 Oktober: Kasus Baru Indonesia di Bawah 1.000, Pertama sejak Juni 2020

Kompas.com - 05/10/2021, 10:00 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berikut ini update corona Indonesia dan dunia Selasa, 5 Oktober 2021.

Berdasarkan data Worldometers, hingga Selasa (5/10/2021) pagi:

  • Total kasus Covid-19 di seluruh dunia: 236.113.150 kasus
  • Korban meninggal: 4.821.928 orang
  • Pasien sembuh: 213.166.206 orang

Baca juga: [POPULER TREN] Ini Aturan Terbaru PPKM yang Berlaku 5-18 Oktober

Update corona Indonesia

Kasus Covid-19 berangsur-angsur menurun. Laporan kasus baru angkanya berada di bawah 1.000 kasus.

Hal ini penjadi yang pertama kalinya sejak 22 Juni 2020. Saat itu Indonesia melaporkan 954 kasus positif. 

Dari update Senin (4/10/2021), Indonesia melaporkan perkembangan sebagai berikut:

  • Kasus baru: 922
  • Korban meninggal: 88
  • Pasien sembuh: 2.656

Total kasus Covid-19 Indonesia

  • Jumlah kasus: 4.220.206
  • Pasien meninggal: 142.261
  • Pasien sembuh: 4.046.891
  • Kasus aktif: 31.054

Baca juga: Kekayaan Bos Facebook Mark Zuckerberg Anjlok Rp 85,6 triliun Saat WhatsApp dkk Error

Warga berjalan di dekat dinding bermural di Jalan Jagir Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (24/8/2021). Pemerintah menetapkan penurunan tingkat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah, salah satunya Kota Surabaya menjadi level 3 yang sebelumnya di level 4 mulai 24-30 Agustus 2021 seiring menurunnya kasus positif dan penularan Covid-19.ANTARA FOTO/Didik Suhartono Warga berjalan di dekat dinding bermural di Jalan Jagir Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (24/8/2021). Pemerintah menetapkan penurunan tingkat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah, salah satunya Kota Surabaya menjadi level 3 yang sebelumnya di level 4 mulai 24-30 Agustus 2021 seiring menurunnya kasus positif dan penularan Covid-19.

5 negara kasus tertinggi

Berikut ini lima negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia:

1. Amerika Serikat

  • Kasus positif: 44.654.270
  • Meninggal: 722.031
  • Sembuh: 34.125.984

2. India

  • Kasus positif: 33.851.005
  • Meninggal: 449.283
  • Sembuh: 33.142.966

3. Brasil

  • Kasus positif: 21.478.546
  • Meninggal: 598.185
  • Sembuh: 20.462.345

4. Inggris

  • Kasus positif: 7.934.936
  • Meninggal: 136.986
  • Sembuh: 6.453.132

5. Rusia

  • Kasus positif: 7.612.317
  • Meninggal: 210.801
  • Sembuh: 6740.491

Baca juga: Update Corona: Kematian Tertinggi di Rusia | Australia Lockdown Terlama

Thailand mulai vaksinasi pelajar

Melansir CNA, Senin (4/10/2021) Thailand memulai program vaksinasi Covid-19 kepada pelajar sekolah menengah untuk pertama kalinya pada Senin (4/10/2021).

Program vaksinasi mulai digulirkan untuk meningkatkan tingkat imunisasi pelajar menjelang rencana pembukaan kembali sekolah bulan depan.

Pihak berwenang ibu kota Bangkok menyebutkan, sekitar 88 persen siswa sekolah menengah berusia 12 hingga 18 tahun di kota itu telah mendaftar untuk vaksinasi.

Menurut angka resmi, secara nasional ada 3,6 juta dari lebih dari 5 juta siswa yang memenuhi syarat telah terdaftar pada program vaksinasi.

"Saya ingin situasi kembali normal karena saya ingin kembali ke sekolah," kata Puwarit Chinnaburanasophon, pelajar 16 tahun.

Thailand telah memvaksinasi sekitar 31 persen dari lebih dari 66 juta penduduknya, dan telah melonggarkan banyak pembatasan di Bangkok, di mana jumlah infeksi telah menurun akhir-akhir ini.

Thailand diketahui tengah menggencarkan vaksinasi, sehingga dapat dengan aman menyambut kembali wisatawan asing setelah 18 bulan pembatasan yang berkontribusi pada runtuhnya sektor pariwisata.

Mengikuti beberapa negara lain, Thailand akan memberikan vaksin mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech di sekolah-sekolah.

Baca juga: Update Corona Oktober: Korban Tewas Covid-19 di AS Tembus 700.000

 

Kelompok anti-vaksin ganggu proses vaksinasi

Melansir The Guardian, Senin (4/10/2021) kelompok anti-vaksin di Australia dituding telah membuat serangkaian janji vaksinasi palsu di klinik dalam upaya mengganggu program vaksinasi Covid-19 di negara itu.

Perhimpunan dokter umum Australia memperingatkan, tindakan orang-orang yang menolak vaksinasi itu sangat merugikan, karena itu artinya mereka dapat mengambil slot pasien yang rentan dan membutuhkan vaksin.

Presiden Royal Australian College of General Practitioners (RACGP) Dr Karen Price mengatakan, kelompok anti-vaksin akan berusaha keras untuk menggagalkan program vaksinasi.

“Sayangnya, beberapa dokter umum telah melaporkan ada orang-orang yang tidak datang ketika tiba jadwal vaksinasi mereka. Orang-orang itu sengaja membuat janji vaksinasi palsu dengan harapan dosis yang sudah mereka pesan akan dibuang,” kata Price.

Dokter umum Melbourne Dr Mukesh Haikerwal mengatakan, sekitar 15 persen orang yang membuat janji vaksinasi di tempat prakteknya tidak hadir ketika tiba jadwal vaksinasi mereka.

Mukesh mengatakan ada cara untuk mengenali mereka yang mungkin sengaja membuat janji vaksinasi palsu.

“Dalam sistem kami, kami sering dapat menemukannya, karena kami melihat deretan nama dan mereka tidak memasukkan detail kartu Medicare mereka sehingga kami tidak dapat memverifikasi data kesehatan mereka,” kata Haikerwal.

"Kami akan menelepon untuk mengkonfirmasi kunjungan mereka dan mereka akan menjawabnya dengan sumpah serapah," ujar dia

Untuk menghindari dosis vaksin terbuang sia-sia, Haikerwal mengatakan kliniknya telah menjadi jauh lebih berhati-hati dengan tidak menyiapkan dosis hingga setidaknya satu jam terakhir sebelum jadwal vaksinasi.

"Kami membatasi jumlah booking vaksin, dan itu berarti orang harus menunggu lebih lama. Masyarakat yang paling membutuhkan vaksin, masyarakat yang ingin kita lindungi seharusnya bisa dengan mudah (mendapatkan vaksin), seharusnya mudah bagi mereka,” ujar Haikerwal.

Baca juga: Australia Akui Para Wisatawan yang Disuntik Vaksin Sinovac

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com